REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Wisatawan dari Rusia mengharapkan adanya penerbangan langsung menuju Denpasar, Bali mengingat tingginya minat turis dari negeri beruang merah itu berwisata ke Pulau Dewata.
"Untuk menambah volume turis Rusia, salah satu kuncinya adalah adanya penerbangan langsung," kata Konsul Kehormatan Rusia di Denpasar Chairul Nuku Hamka dalam diskusi terkait wisatawan Eropa Tengah dan Timur di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (20/2).
Dia menjelaskan selama ini kedatangan turis Rusia menggunakan penerbangan sewaan.
Menurut dia, selama 2014, jumlah wisatawan dari negeri yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu mencapai sekitar 72 ribu orang.
"Rata-rata jumlah kunjungan ke Bali selama setahun mencapai 5.000 orang," kata Chairul.
Namun berdasarkan catatannya, selama periode Januari 2015, jumlah wisatawan menurun hingga 50 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Selama Januari 2015 tercatat sekitar 5.000 orang turis Rusia berwisata di Bali atau turun lebih dari 50 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 11 ribu orang.
Penurunan tersebut, lanjut dia, disebabkan melemahnya mata uang Rubel dan adanya embargo dari negara-negata Barat kepada Rusia. Hal tersebut disinyalir berpengaruh terhadap perekonomian Rusia yang berimbas pada mahalnya biaya perjalanan keluar negeri, termasuk biaya penerbangan sewaan yang selama ini digunakan berwisata ke Bali.
Sebelumnya maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia berencana melakukan penerbangan langsung yang melayani rute Denpasar-Moskow yang dijadwalkan pada Desember 2014. Namun hingga saat ini aksesebilitas penerbangan langsung tersebut belum terealisasi.