Kamis 09 Mar 2023 18:40 WIB

Warga Rusia dan Ukraina Bangun Bisnis di Bali

Sebagian besar dari mereka mulai memindahkan basis bisnisnya ke Bali.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Rusia dan Ukraina menjadikan Bali sebagai tempat perlindungan sementara dari perang. Sebagian besar dari mereka mulai memindahkan basis bisnisnya ke Bali.
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Warga Rusia dan Ukraina menjadikan Bali sebagai tempat perlindungan sementara dari perang. Sebagian besar dari mereka mulai memindahkan basis bisnisnya ke Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Warga Rusia dan Ukraina menjadikan Bali sebagai tempat perlindungan sementara dari perang. Sebagian besar dari mereka mulai memindahkan basis bisnisnya ke Bali.

Setelah perang dimulai, salah satu biro perjalanan Ukraina memutuskan untuk memindahkan basisnya ke Bali. Biro tersebut juga mempekerjakan beberapa orang Ukraina.

Baca Juga

Sementara itu, beberapa warga Rusia juga menawarkan dukungan kepada sesama warganya yang ingin pindah ke Indonesia. Anna Pomarina memiliki jasa konsultan untuk membantu perusahaan berbahasa Rusia mendirikan bisnis di Indonesia. Pomarina juga memiliki sebuah hotel di Bali.

“Saya membantu puluhan bisnis untuk memulai di sini di Indonesia, karena mereka sedang mencari cara untuk mendapatkan uang lagi untuk keluarga mereka atau mereka ingin mengembangkan bisnis yang sudah ada,” kata Pomarina, dilaporkan Channel News Asia, 20 Februari 2023.

Menurut Badan Pusat Statistik  wisatawan Rusia menduduki peringkat ke-9 pada 2021 dalam hal membelanjakan uang di Indonesia, dengan menghabiskan rata-rata 3.710 dolar AS per perjalanan. Sementara data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia menunjukkan, bisnis Rusia menyumbang lebih dari 6,5 persen investasi asing di Bali pada 2022. Angka ini naik dari 5 persen dari 2021, dengan konsentrasi bisnis di bidang real estat.

Menurut data pemerintah, lebih dari 7.000 orang Ukraina tiba di Bali pada 2022. Pada Januari 2023, lebih dari 2.500 orang Ukraina datang ke Bali.

Pada 2022, lebih dari 58.000 orang Rusia tiba di Pulau Dewata. Kemudian pada Januari tahun ini, ada lebih dari 22.500 turis Rusia yang datang, sehingga menjadikan Rusia sebagai negara dengan kedatangan asing terbesar kedua.

Selain membangun bisnis, orang Ukraina yang tinggal di Bali juga mendirikan komunitas. Kepala komunitas Ukraina di Bali, yang hanya menyebut namanya sebagai Dmytro, telah tinggal di Bali dalam jangka waktu cukup lama. Invasi Rusia ke Ukraina terjadi saat dia sedang berlibur di Bali, sehingga dia memperpanjang masa tinggalnya. Sekarang, dia sedang membangun komunitas di Bali untuk warga Ukraina lainnya.

"Delapan bulan terakhir, saya hanya fokus pada ini (komunitas Ukraina). Tujuan kami masih sama yaitu untuk membantu warga Ukraina, menemukan cara yang dapat kami bantu, membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat, dengan pemerintah setempat, dan polisi," ujar Dmytro.

Kendati jauh dari rumah, banyak orang Ukraina dan Rusia masih berharap untuk kembali ke rumah ketika konflik berakhir. Sementara itu, mereka percaya tinggal di Bali adalah pilihan terbaik mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement