REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Malcolm Rifkind menyatakan mundur pada Selasa dan akan meninggalkan parlemen setelah penyelidikan rahasia membongkar keterlibatannya dalam skandal "uang untuk akses".
Malcolm Rifkind, yang terpilih pada 1974 dan bekerja dalam pemerintahan Perdana Menteri Konservatif Margaret Thatcher, mengatakan tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai anggota parlemen dalam pemilihan umum mendatang.
"Saya menyimpulkan bahwa untuk mengakhiri ketidakpastian ini, lebih baik saya mundur pada akhir masa parlemen ini," katanya dalam pernyataan.
Parlemen Inggris rencananya dibubarkan pada 30 Maret mendatang menjelang pemilihan umum pada 7 Mei 2014.
Rifkind juga mengatakan ia mengundurkan diri dari pimpinan komite intelijen dan keamanan, yang mengawasi dinas rahasia Inggris.
Namun, Rifkind menyerang balik tuduhan yang dilontarkan terhadap dirinya dalam penyelidikan gabungan oleh Channel 4 dan Daily Telegraph dan menyebutkan tulisan mereka sebagai suatu yang "hina".
Rifkind diskors pada Senin dari jajaran parlemen Partai Konservatif di bawah pemerintahan Perdana Menteri David Cameron sambil menunggu hasil penyelidikan dari tuduhan tersebut.
Rifkind dan rekan sesama anggota parlemen dari partai Buruh oposisi Jack Straw, yang juga mantan menteri luar negeri, dituduh menawarkan untuk menggunakan posisi mereka dalam membantu sebuah perusahaan swasta untuk uang tunai.
Dalam laporan wartawan, yang menyamar, dua politisi itu dikatakan telah menawarkan untuk bertindak atas nama perusahaan fiktif berbasis di Hong Kong dengan harga setidaknya 5.000 poundsterling (lebih dari 77 juta rupiah) sehari.
Rifkind mengatakan bahwa ia bisa menciptakan "akses yang berguna" untuk setiap Duta Besar Inggris di dunia dan menyatakan kepada seorang reporter yang menyamar bahwa ia tidak menerima "gaji" meskipun penghasilannya sebagai anggota parlemen.