Rabu 25 Feb 2015 09:49 WIB

Pelecehan Perempuan Muslim Masih Terjadi di Melbourne

Rep: C08/ Red: Ilham
warga Canberra, Australia menggelar aksi dukungan terhadap komunitas Muslim Australia.
Foto: Alarabiya.net
warga Canberra, Australia menggelar aksi dukungan terhadap komunitas Muslim Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, Melbourne -- pelecehan terhadap penganut agama Islam di Melbourne Australia masih saja terjadi. Kejadian terakhir diceritakan oleh salah satu orang tua muslim di Noble Park, yaitu Reem Hakem. Hakem mengatakan, pelecehan terjadi kepada putrinya yang masih berusia 14 tahun. Hakem menyebut anaknya mengalami pelecehan dari seorang pria saat anaknya hendak pergi ke sekolah. 

Saat itu, putri Hakem yang mengenakan jilbab berjalan bersama adiknya mendapatkan kata-kata tidak sopan dari pria yang ditemuinya di jalan. Hingga di atas mobil, pria tersebut terus melontarkan kata-kata kotor.

“Itu benar-benar membuat saya sedih, Dia hanya seorang anak yang  berjalan pulang,” kata Hakem seperti dilangsir di lama situs The Advocate, Rabu (25/2).

Kejadian ini mendapat reaksi dari tokoh-tokoh di Australia. Tokoh masyarakat Australia mengatakan,  sifat kebencian terhadap agama lain tidak dapat ditoleransi di negeri kanguru.

Pengacara masyarakat, Lydia Shelly  mengatakan, kejadian pelecehan terhadap muslim yang terjadi di Australia meningkat dipicu oleh komentar Perdana Menteri Australia Tony Abott. Abott sebelumnya telah mengeluartkan pernyataan yang menganggap pemimpin muslim tidak berbuat apa-apa untuk mencegah perbuatan ekstreem beberapa oknum muslim.

Sementara, anggota Lembaga Bantuan Hukum Victoria Melanie Schleiger mengatakan, peristiwa pelecehan terhadap putri Hakem harus dilaporkan kepada kepolisian setempat. Sebab, apa yang dilakukan terhadap putri Hakem kata Melanie termasuk ke dalam perbuatan yang dapat dipidanakan.

“Mereka memiliki hak untuk mengajukan keluhan kepada polisi dan hak untuk mengajukan klaim sipil,” ujar Melanie

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement