REPUBLIKA.CO.ID, PARIS– Hubungan antara dua kaum minoritas di Prancis, yakni muslim dan yahudi semakin menengang hubungannya. Hal ini terbukti dengan adanya pemboikotan para pemimpin umat Islam terhadap acara makan malam yahudi.
Para pemimpin muslim Prancis memboikot makan malam yahudi ini karena ada alasan kuat di belakangnya. Penyebabnya yakni pernyataan yang kurang menyenangkan mengenai muslim dari pemimpin yahudi.
Perpecahan dua umat minoritas di Prancis ini bermula dari kondisi yang tegang antara kepala komunitas yahudi dan muslim Prancis. Sebelumnya, pemimpin kelompok yahudi utama negara itu telah menyalahkan umat Islam sebagai dalang atas semua kekerasan yang terjadi belakangan ini pada saat wawancara di radio.
Seperti yang dikutip laman telegraph, Rabu (25/2) komentar pemimpin yahudi itu telah mengakibatkan respon marah dari para pemimpin muslim. Para pemimpin muslim ini pun memboikot makan malam tahunan organisasi yahudi di Prancis, Senin (23/2) lalu.
Acara tahunan yahudi itu biasanya akan menghadiri wakil-wakil dari agama-agama lain. Namun pernyataan pemimpin yahudi membuat pemimpin umat Islam enggan menghadiri. Sehingga, para pemimpin umat Islam ini pun memboikot acara tahunan itu.
Sengketa ini mencerminkan ketegangan yang meningkat di Prancis. Hal ini dialami mereka menyusul serangkaian serangan oleh ekstrimis Islam di Paris yang menewaskan 17 orang tewas bulan lalu.