Selasa 03 Mar 2015 22:11 WIB

OSCE akan Pantau Gencatan Senjata di Ukraina Timur

Pasukan separatis Ukraina proRusia. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Maxim Zmeyev
Pasukan separatis Ukraina proRusia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemimpin Prancis, Jerman dan Rusia sepakat dengan Ukraina akan mengirimkan pengawas Organisasi Kerja Sama dan Keamanan Eropa (OSCE) untuk mendukung penegakan gencatan senjata. Para pengawas akan ditempatkan di 10 tempat di garis depan di Ukraina timur.

Dalam pembicaraan empat arah melalui telepon, yang disiarkan kantor kepresidenan Ukraina, Presiden Petro Poroshenko, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Prancis Francois Hollande dan Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung saran Ukraina menempatkan pemantau di semua tempat pelanggaran gencatan senjata.

Pemantauan intensif itu akan dimulai di 10 tempat, yakni Shchastya, Popasna, Stanitsa Luganska, Krymske, Avdiivka, Volnovakha, Granitne, Luganske, Shyrokine dan kawasan lapangan terbang Donetsk. Tanpa menyebutkan secara rinci, Hollande, Merkel dan Putin mengatakan keterlibatan OSCE yang lebih besar dan langsung diperlukan.

Juru bicara Merkel, Steffen Seibert mengatakan para pemimpin itu sepakat OSCE harus memainkan peran lebih penting dalam memantau gencatan senjata dan penarikan senjata.

Kantor kepresidenan Prancis menekankan adanya kemajuan dalam gencatan senjata, namun masih ada perbaikan yang harus dilakukan.

Pihak Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan menekankan pentingnya kepatuhan terhadap gencatan senjata dan keberlanjutan penarikan senjata berat. Rusia juga menyarankan  misi OSCE secara teratur merilis informasi mengenai proses itu.

Jurubicara keamanan Ukraina Anatoliy Stelmakh  melaporkan tidak ada korban jatuh sejak Senin. Namun, ia mengatakan oposisi telah enam kali melanggar kesepakatan gencatan senjata antara pukul 21.00 hingga 05.00 waktu setempat.

Di samping itu, katanya, pemberontak menembaki desa Pisky dekat lapangan terbang Donetsk, menembaki Avdiivka dari sebuah tank dan menyerang Opytne dengan peluncur granat. Kedua desa itu berada tidak jauh dari basis oposisi Donetsk.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement