REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Tony Abbott berharap pesawat Malaysia Airlines MH 370 dapat ditemukan setelah satu tahun menghilang.
Pesawat Malaysia itu hilang dalam perjalanannya dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014. Namun, hingga saat ini jejak pesawat yang mengangkut 239 penumpang dan awak itu belum juga ditemukan.
Meski demikian, pemerintah Australia dan Malaysia tetap mengupayakan pencarian. Abbott terus menyampaikan hal positif bagi para keluarga korban pesawat nahas itu.
"Saya meyakinkan keluarga (korban), harapan kami dan harapan dalampencarian yang sedang berlangsung akan berhasil," ujar dia dikutip Economic Times, Kamis (5/3).
Namun ia tidak bisa menjanjikan pencarian dapat terus dilakukan. "Saya tidak bisa menjanjikan pencarian akan terus seperti ini selamanya, tapi kami akan terus mengupayakan yang terbaik untuk menyelesaikan misteri ini dan memberikan jawaban," ujarnya.
Pencarian MH370 setidaknya telah menghabiskan 120 juta dolar Australia. Dana tersebut merupakan dana patungan dari pemerintah Australia dan Malaysia.
Australia memimpin pencarian di Samudera Hindia sekitar 1600 kilometer di lepas pantai barat dengan menggunakan empat kapal. Kapal-kapal tersebut telah dilengkapi sistem sonar yang canggih untuk menjelajahi area bawah laut.
Kapal pencari seperti Fugro Supporter, Fugro Equator, Fugro Discovery dan GO Phoenix. Empat kapal itu fokus mencari di salah satu lokasi terpencil dan dalam kondisi berbahaya, mirip dengan 'Roaring Forties' di Antartika Utara. Tempat yang dikenal kejam di kalangan pelaut.