Rabu 11 Mar 2015 14:13 WIB

Dunkin' Donuts Setuju Hilangkan Titanium Dioksida dari Gulanya

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Donat/ilustrasi
Foto: menumakananbalita.com
Donat/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dunkin' Donuts (DD) Amerika Serikat sepakat memformulasi ulang gula yang digunakannya dalam membuat donat.

DD setuju melakukannya atas saran dari badan independen As You Sow, Rabu (10/3). As You Sow mengatakan penggunaan titaniun dioksida membahayakan manusia karena dapat merusak DNA dan kromosom.

As You Sow mengatakan senyawa akan lebih beracun jika digunakan dalam bentuk nano karena mudah terserap. Namun, Food and Drug Administation (FDA) AS belum mendapat bukti jelas apakah senyawa membahayakan kesehatan manusia selama penggunaannya tidak lebih satu persen dari produk.

Titanium dioksida adalah senyawa yang biasa digunakan untuk pemutih, seperti dalam gula, sunscreen, pasta gigi dan cat. DD mengatakan mereka tidak menggunakan titanium dioksida dalam bentuk nano material pada gula halus yang biasa ditaburkan di atas donut.

''Bahan yang digunakan dalam donat kami tidak dalam definisi nano material seperti dalam panduan FDA,'' kata juru bicara DD pada Huffington Post. Menurutnya, mereka mulai memakai formula gula tersebut pada 2014 dan akan mencari solusi agar tidak perlu menggunakan titanium dioksida.

Senyawa ini ditengarai membuat gula bubuk DD sangat putih menarik. Penggunaan titanium dioksida tidak dilarang di AS. Perusahaan yang menggunakannya juga tidak diwajibkan mencantumkan senyawa dalam daftar bahan-bahan.

Titanium dioksida juga biasa digunakan untuk membuat permen, permen karet, kue dan makanan proses yang biasa dikonsumsi warga Amerika. Jubir DD mengatakan formula baru tidak akan mengubah penampilan donat mereka.

Kepala komunikasi DD Karen Raskopf mengatakan pada USA Today, keputusan ini demi para konsumen dan investor. ''DD mengerti investor sangat perhatian pada keberlanjutan perusahaan yang mereka dukung,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement