REPUBLIKA.CO.ID, SRI LANKA -- Pemerintah Sri Lanka akan melakukan sebuah penyelidikan domestik dalam waktu satu bulan. Tujuannya, menghentikan kekejaman perang saudara.
Seperti dilansir BBC, Kamis (12/3), Presiden Maithripala Sirisena mengatakan ia berharap Sri Lanka bisa memulai perjalanan baru.
Sirisena juga menjelaskan penyelidik PBB tidak ambil bagian dalam penyelidikan yang akan dilakukannya. Tetapi, pandangan mereka akan tetap diperhitungkan. Pendahulu Sirisena, yakni Mahinda Rajapaksa konsisten menolak setiap kerja sama dengan PBB.
Tentara dan pemberontak Macan Tamil, keduanya dituduh melakukan kekejaman dalam perang saudara yang berlangsung selama 26 tahun. Perang saudara Sri Lanka berakhir pada 2009.
Sekitar 80 hingga 100 ribu orang tewas dalam konflik tersebut. Saat bulan-bulan terakhir konflik, ribuan warga sipil diperkirakan tewas karena penembakan pemerintah.