Jumat 13 Mar 2015 04:45 WIB

Terungkap, Wawancara Usamah Bin Ladin di Gua Persembunyian

Red: Ilham
Usamah bin Ladin di tempat persembunyian
Foto: Daily Mail
Usamah bin Ladin di tempat persembunyian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa foto yang langka telah muncul dan memperlihatkan sebuah gua primitif yang terisolasi sebagai tempat tinggal Usamah bin Ladin selama melarikan diri dari kejaran barat. Gambar itu muncul kembali bulan lalu dalam sidang konspirasi terorisme Al Qaeda di New York. Foto itu disimpan oleh letnan Khaled al-Fawwaz, bagian komunikasi bagi organisasi kontra terorisme di London pada pertengahan 1990-an.

Foto itu diambil oleh jurnalis Palestina, Abdel Barri Atwan, yang diundang oleh Usamah ke tempat persembunyian itu di dekat kota Jalalabad pada tahun 1996 sebagai bagian dari taktik Bin Ladin untuk menyebarkan pesan kebencian terhadap dunia Barat. Dalang dari peristiwa 9/11 itu menyatakan perang terhadap Amerika dan mengumumkannya melalui media untuk menarik perhatian internasional.

Hal itu terungkap dalam wawancara televisi pertama untuk CNN melalui Peter Arnett dan Peter Bergen pada tahun 1997. Kemudian untuk ABC News melalui John Miller, setahun kemudian.

"Dia ingin paparan media," kata Atwan pada Bergen dan tertulis dalam bukunya tahun 2006, 'The Osama Bin Laden I Know.'

"Sekarang saya seorang tokoh internasional, Saya bukan hanya Saudi. Saya dirugikan Amerika yang menduduki Arab Saudi yang menodai Tanah Suci," kata Atwan mengutip kata Bin Laden seperti dilansir Dailymail, Kamis (13/3).

Bin Ladin terlihat membuat pengumuman lewat rekaman video dan berpose di depan rak buku Islam. Dia tampak tersenyum lebar saat ia berjalan di sekitar kompleks kumuh yang terisolasi.

Selama beberapa tahun, ia mengembangkan sebuah jaringan yang rumit dari gua dan tempat tinggal di pegunungan putih itu. Dia menemukan daerah itu pada saat perang anti-Soviet tahun 1980-an, dan memutuskan untuk menetap dan mendirikan tempat berteduh pada tahun 1996, ketika Taliban telah menguasai Afghanistan.

Bin Ladin memilih lokasi itu karena kedekatannya dengan perbatasan Pakistan. Tanah berbukit itu diyakini menyulitkan pasukan oposisi yang ingin menyerangnya. Sistem gua dan bangunan bawah tanah juga memungkinkan ia terhindar dari serangan udara. "Saya merasa benar-benar aman di pegunungan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement