REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perancis menyiagakan 10.000 tentara di negaranya dalam rangka peningkatan kewaspadaan paska serangan militan bulan Januari lalu. Presiden Perancis telah memutuskan untuk mempertahankan jumlah tentara di wilayah nasional untuk mendukung pasukan keamanan dari kementerian dalam negeri.
"Soalnya, ancaman serangan teroris terhadap negara kita tetap tinggi," ujar Presiden Perancis, Francois Hollande dalam acara rapat dengan para menterinya, Rabu (13/3).
Ia menambahkan, 7.000 dari militer itu dikerahkan terutama untuk pengawasan dan perlindungan di tempat ibadah yang rawan serangan. Tentara juga berpatroli di stasiun, bangunan media, dan target potensial lainnya sejak serangan jihad di Paris pada bulan Januari yang menewaskan 17 korban jiwa.