Jumat 13 Mar 2015 15:42 WIB

Jutaan Belalang Gunduli Taman dan Rumput di Queensland

Red:
 Ribuan belalang di pagar sebuah properti di dekat Jericho, Queensland.
Foto: Tracey Walker
Ribuan belalang di pagar sebuah properti di dekat Jericho, Queensland.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Walau disebut bukan wabah, ribuan belalang di negara bagian Queensland telah menyebabkan taman, rumput, dan berbagai tanaman hancur di daerah seperti Longreach dan Ilfracombe.

Seorang peternak Anita Dennis yang tinggal di dekat Blackall, di persimpangan antara Sungai Alice dan Barcoo mengatakan belakang ini sudah menghancurkan taman di rumahnya, satu-satu kawasan yang masih hijau di lahan mliknya.

Kawasan lain sudah gersang dan kering karena musim kemarau yang berkepanjangan di sana.

"Saya di satu hari melihat ke taman, dan semua rumputnya hilang. Pohon buah juga tidak ada daunnya lagi tinggal buah saja. Dua pohon besar tidak ada daunnya lagi, dan semua pohon mawar juga begitu," katanya baru-baru ini.

"Bahkan di pagar peternakan, kita sama sekali tidak bisa melihat pagarnya, karena belalang itu bertengger di sana."

"Malah kita tidak bisa melihat lebih dari satu meter, karena begitu banyaknya belakang. "

Di Longreach, sekitar 1.175 km dari Ibu Kota Queensland Brisbane, warga di sana berusaha menanggulangi serangan belalang ini dengan berbagai cara. "Belalang ini tampaknya menyukai pohon tertentu, khususnya pohon palem. Mereka juga memakan semua rumput yang berwarna hijau. Kalau kita lewat mereka akan terbang seperti awan. " kata Bill Parker, seorang warga di sana.
 
"Saya kira ini utamanya karena tidak ada lagi rumput yang bisa dimakan oleh belalang ini di luar kota, sehingga mereka masuk ke kota mencari sesuatu yang masih hijau."
 
Walaupun ada usaha untuk memberantas, Parker mengatakan tidak banyak yang  bisa dilakukan warga untuk mengusir belalang ini. "Warga melakukan berbagai cara untuk mengusir mereka, misalnya dengan madu, atau bawang putih atau yang lain. Namun tidak banyak perubahannya.
Komisi Wabah Serangga Australia mengatakan mereka memantau perkembangan, namun saat ini belum bisa disebut wabah.
"Yang terjadi saat ini adalah konsentrasi belalang dalam jumlah tinggi di beberapa daerah." kata juru bicara KomisiChris Adriaansen.

"Kami akan terus memantau dengan seksama selama beberapa minggu ke depan, apakah perlu diambil tindakan atau tidak."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement