REPUBLIKA.CO.ID, TIKRIT -- Pihak berwenang Kurdi di Irak mengatakan, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan gas klorin dalam serangan terhadap Peshmerga. Mereka mengaku memiliki bukti penggunaan senjata kimia tersebut.
Seperti dilansir Aljazirah Sabtu (14/3), Dewan Keamanan Kurdi Regional (KRSC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tes laboratorium bersertifikat Uni-Eropa menunjukkan adanya sampel dari tanah dan pakaian yang mengandung gas klorin. Sampel didapat dari sisa-sisa ledakan bunuh diri di Irak utara pada Januari.
Namun tuduhan tersebut tak bisa dikonfirmasi secara independen. Sebuah pernyataan mengatakan, sebuah truk penuh dengan sekitar 20 tabung gas meledak di jalan raya antara Mosul di Irak dan Suriah. Saat itu pasukan Kurdi sedang dikerahkan untuk melakukan serangan terhadap ISIS.
Kantor berita Reuters mengutip sumber keamanan Kurdi mengatakan, pasukan Kurdi menembakkan roket ke kendaraan yang membawa bahan peledak tersebut. Satu-satunya korban dalam penembakan tersebut adalah sopir yang mengemudikan truk.
Namun sumber mengatakan sekitar selusin pasukan Peshmerga mengalami gejala mual, muntah, pusing atau merasa lemas. Mereka diduga terpapar gas klorin.
KRSC juga melaporkan telah menyaksikan tanda-tanda penggunaan klorin dalam pertempuran baru-baru ini di Tikrit. "Serangan serupa telah direkam pada video yang menunjukkan gumpalan asap oranye, ini indikator adanya klorin," kata KRSC.
Klorin merupakan gas beracun yang sudah dilarang penggunannya di bawah Konvesi Senjata Kimia pada 1997.n Gita Amanda