Senin 16 Mar 2015 09:13 WIB

Wajar, Ada WNI yang Terprovokasi ISIS

Rep: c24/ Red: Agung Sasongko
Aksi protes menentang ISIS (ilustrasi)
Foto: EPA/Mast Irham
Aksi protes menentang ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pengurus Pusat Muhammadiyah Ma'mun Murod mengatakan, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)  merupakan metamorfosis dari organisasi ekstrim yang sejenisnya.  Seperti Taliban, al-Qaidah, Boko Haram, meski ada perbedaan-perbedaan sedikit, namun ada kesamaan diantaranya, yakni sama-sama mengambil sikap ekstrim.

"ISIS itu metamorfosis organisasi yang sama-sama ambil sikap ektrim,"  ujar Ma'mun saat dihubungi Republika, Ahad malam.

Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosila dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta itu manambahkan bahwa ISIS secara teologis maupun politis merupakan perubahan bentuk dari Khawarij. Kelompok Khawarij adalah kelompok yang menyempal dari kepatuhan kepada pemimpin.

Menurutnya organisasi ektrim seperti ISIS hanya bisa lahir di negara-negara Timur Tengah. Karena negara Timur Tengah secara kultur memang mendukung berdirinya organisasi ektrim. "Kultur Timur Tengah itu kultur berpecah atau kultur berperang. ISIS tidak mungkin lahir di Indonesia," ujar dia.

Terkait dengan beberapa masyarakat Indonesia yang sudah mulai bergabung dengan ISIS, Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila tersebut mengatakan," wajar dari 250 juta lebih masyarakat Indonesia ada yang terprovokasi ISIS, sama dengan mereka yang terprovokasi budaya urakan punk, atau budaya global lainya".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement