Selasa 17 Mar 2015 14:20 WIB

Pasukan Irak Waspadai Serangan Gas Klorin

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pasukan militer Irak berjaga-jaga dekat kota Tikrit, selatan Irak, Jumat (13/3).
Foto: EPA/Baraa Kanaan
Pasukan militer Irak berjaga-jaga dekat kota Tikrit, selatan Irak, Jumat (13/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TIKRIT -- Irak berhenti menyerang Tikrit Senin (16/3) dan berharap mendapatkan bantuan serangan udara untuk melawan ISIS.

Pasukan Kurdi mengehentikan semenatara serangan darat karena mewaspadai serangan gas klorin dari pihak lawan. Jendral Aziz Waisi mengatakan ISIS telah menggunakan gas klorin dua kali saat serangan Januari di Mosul dan Desember saat menyerang brigade polisi miluter di peguungan Sinjar.

Waisi mengatakan banyak polisi militer yang dibawa ke rumah sakit karena telah terena gas klorin dari bom yang diledakkan. "Ketika meledak, kami menyadari itu bukan asap normal karena membuat pingsan dan muntah," ujar Waisi.

Dia menolak mengatakan telah menguji sampel dari dua serangan tersebut. Organisasi yang berbasis di Belanda untuk Pelarangan Senjata Kimia mengatakan akhir pekan ini tidak ada permintaan dari Irak untuk menyelidiki senjata berbahan kimia.

Pasukan Kurdi Irak menjadi korban serangan senjata berbahan kimia saat angkat udara Saddam Husseuin membom kota Halabja tahun 1988. Serangan tersebut menewaskan 5.000 orang.

Pejabat militer di Tikrit mengatakan sejak Senin pertempuran telah dihentikan. Mereka meletakkan bahan peledak di wilayah tengah kota Tikrit untuk menahan pasukan Irak.

Serangan ke Tikrit dihentikan sejak Jumat (13/3). Pasukan pemerintah telah menguasai sebagian besar Distrik Qadisiya utara serta pinggiran selatan dan barat kota Tikrit.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement