REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kazakhstan akan menggelar Kongres Keagamaan ke lima pada 10-11 Juni mendatang di Astana. Ini merupakan pertemuan perwakilan tiap agama di tingkat tertinggi.
Duta besar Kazakhstan untuk Indonesia Askhat Orazbay mengatakan Indonesia menjadi tamu istimewa dalam gelaran tersebut. Alasannya, karena Indonesia merupakan negara dengan moyoritas penganut Islam.
Ketua PB Nahdlatul Ulama Said Aqil SIradj akan mewakili Indonesia dalam kongres tersebut. Nantinya di Astana, ia akan bertemu dengan perwakilan dari agama lainnya seperti Ortodoks, Budha, Katolik, Sunni, Syiah dan agama lain yang ada di dunia.
Kongres tersebut diadakan untuk menyatukan kedamaian di dunia. Terlebih, negara di Asia Tengah tersebut juga merupakan negara multinasional dengan ragam agama. "Kami seperti Indonesia, ada Muslim, Kristen, Katolik," kata dia saat ditemui di Kantor Kedubes Kazakhstan di Jakarta, Kamis (18/3).
Ia menjelaskan akan mengangkat isu yang kini ramai diperbincangkan, seperti kelompok radikal ISIS dan terorisme. Adanya antiIslam yang tumbuh di Amerika dan negara lain juga akan dibahas dalam kongres tersebut.
"Bagaimana mengembangkan toleransi antarumat beragama dan solusi dari tiap permasalahan juga menjadi tujuan dialog antar agama ini," lanjut dia.
Kongres tersebut pertama kali diselenggarakan pada 2003 atas inisiasi Presiden Kazakhstan Nursultan Nazabayev.