REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Seorang profesor muda di Universitas Turki meminta bantuan pemerintah karena kehilangan tiga orang putranya. Diduga ketiganya pergi untuk berjuang dan bergabung dengan ISIS.
Dikutip dari harian Hurriyet pada Jumat (20/3) mengatakan sang profesor, sebut saja, Dr M Sefik I mula-mula kehilangan putra sulungnya yang merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Universitas Hacettepe di Ankara.
Ia mengirimkan pesan kepada orang tuanya 10 Maret lalu dan meminta doa restu sebelum benar-benar meninggalkan wilayah Turki.
Tak lama putra sulungnya itu membantu kedua adik kembarnya yang masih berusia 16 tahun menyeberangi perbatasan Turki menuju Suriah.
Badan Intelejen Nasional Turki (MIT) memberi informasi ketiga putra mereka diyakini semula menghilang menuju Suriah tetapi kemudian menuju Irak untuk berjuang bersama para jihadis ISIS.
Orangtua tersebut kini memohon kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu dan MIT untuk membantu mendesak putra-putranya agar pulang.
"Kami mengajari mereka untuk menjadi manusia. Kami tidak tahu bagaimana mereka bisa menjadi seperti ini," kata sang ayah yang tempat kerja dan nama lengkapnya sengaja tidak diungkap oleh surat kabar itu.
Menurut Hurriyet, lebih dari 2.300 warga Turki diyakini sudah bergabung dalam kelompok ISIS yang sudah menguasai kantung-kantung di Irak dan Suriah hingga perbatasan Turki.
Turki juga dikecam karena tidak berbuat banyak untuk mencegah jihadis asing menyeberangi perbatasan tetapi Erdogan mengatakan pada Jumat, sekitar 1.700 kaum fanatik asing telah ditahan dan dideportasi.
"Turki memenuhi kewajibannya dalam masalah ini dan akan terus melakukannya," kata Erdogan sebelum meninggalkan negaranya menuju Ukraina.