Kamis 26 Mar 2015 11:15 WIB

Mantan PSK Kamboja Produksi Baju Seragam Untuk Sekolah di Australia

Red:
Kepala Sekolah Cleveland State Paul Bancroft dan pendiri LSM Be A Hero David Crawford dengan seragam yang dibuat di Kamboja.
Foto: abc news
Kepala Sekolah Cleveland State Paul Bancroft dan pendiri LSM Be A Hero David Crawford dengan seragam yang dibuat di Kamboja.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Sebuah sekolah menengah di Brisbane menjadi sekolah pertama di Australia yang memesan baju seragam dari sebuah LSM yang membantu mantan pekerja seks komersial (PSK) asal Kamboja.

LSM Be A Hero membantu wanita asal Kamboja, yang sebelumnya diperdagangkan atau diselamatkan dari industri seks dan kemudian melatih mereka untuk membuat  pakaian. Sekolah Menengah Cleveland State sekarang membeli seragam sekolah yang dibuat oleh LSM yang bermarkas di Queensland tersebut.

David Crawford dan istrinya memutuskan untuk mendirikan lembaga amal guna membantu anak-anak di Asia Tenggara dan keputusan pembelian seragam oleh Cleveland sangat membantu usaha mereka.

"Sekitar tiga tahun lalu, kami menyadari bahwa para mantan pekerja seks ini perlu usaha yang mandiri guna mencukupi kebutuhan mereka, jadi kami memulai usaha di bidang garmen," kata Crawford ujarnya baru-baru ini.

"Sekarang kami membantu sekitar 92 wanita yang sudah keluar dari industri seks di Kamboja untuk membuat seragam yang dipesan langsung dari Australia."

Crawford mengatakan Sekolah Menengah Cleveland State merupakan contoh yang bagus karena cara berpikir global yang dianut oleh sekolah tersebut.

"Kepala sekolah di sini mengijinkan kami melakukan uji coba, dan sekarang kami mendapat kontrak untuk membuat seragam sekolah mereka." tambah Crawford.

"Industri garmen di sana memiliki bayaran rata-rata 60-90 dolar (sekitar Rp 600-Rp 900 ribu) per bulan, dimana mereka bekerja 12 jam, enam hari seminggu."

"Sementara di tempat kami, mereka bekerja lima setengah jam sehari, dan sisanya 90 menit dhabiskan untuk belajar, makan, mengasuh anak-anak mereka, dan mereka mendapat bayaran $200-$300 per bulan (sekitar Rp 2-3 juta)."

Crawford berharap sekolah dan klub-klub olahraga lain di Australia akan tertarik melakukan apa yang sudah dilakukan Cleveland High.

"Siapa saja yang ingin membantu langsung para mantan pekerja seks ini sekarang tahu bahwa kami sudah melakukan sesuatu." kata Crawford lagi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement