Senin 06 Apr 2015 20:00 WIB

620 Ribu Orang Meninggal karena Polusi di India

Rep: Gita Amanda/ Red: Dwi Murdaningsih
Perdana Menteri India Narendra Modi.
Foto: Reuters
Perdana Menteri India Narendra Modi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India telah meluncurkan indeks kualitas udara pertama, yang memberikan informasi real time terkait tingkat polusi. Indeks tersebut untuk awal akan memantau kualitas udara di 10 kota di India.

BBC News melaporkan pada Senin (6/4), Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan India harus memimpin dalam membimbing dunia memikirkan cara-cara untuk memerangi perubahan iklim. Menurutnya limbah industri dan peningkatan jumlah kendaraan merupakan dua hal yang harus disalahkan terkait peningkatan polusi.

Tahun lalu berdasarkan Indeks Preferensi Lingkungan, India menempati peringkat 174 dari 178 negara dalam hal kualitas udara. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, 13 dari 20 kota paling tercemar di dunia berada di India. New Delhi merupakan kota paling tercemar di dunia.

Ini mengkhawatirkan, pasalnya polusi udara menjadi penyebab utama kematian dini di India. WHO mengatakan, sekitar 620 ribu orang di India meninggal setiap tahunnya akibat penyakit terkait polusi.

"Dunia berpikir India tak peduli terhadap lingkungan, kita harus mengubah itu. India selalu menghormati lingkungan," kata Modi. Ia juga meminta warga India untuk mengubah gaya hidup mereka demi mengurangi polusi.

Menteri Lingkungan Hidup India Prakash Javadekar mengatakan, indeks kualitas udara terbukti menjadi pendorong utama meningkatkan kualitas udara di perkotaan. Ini menurutnya akan meningkatkan kesadaran masyarakat di kota-kota untuk mengambil langkah-langkah mitigasi polusi udara.

Indeks baru awalnya akan mencakup 10 kota antara lain Delhi, Agra, Kanpur, Lucknow, Varanasi, Faridabad, Ahmedabad, Chennai, Bangalore dan Hyderabad. Rencananya akan diperluas hingga lebih ke 60 kota.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement