Rabu 08 Apr 2015 23:06 WIB

Persediaan Minyak Australia di Bawah Standar Internasional

Red:
 Bila ada insiden terorisme terhadap pasok minyak, perekonomian Australia bisa lumpuh.
Foto: abc news
Bila ada insiden terorisme terhadap pasok minyak, perekonomian Australia bisa lumpuh.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah laporan terbaru menunjukkan bahwa cadangan minyak Australia yang harus tersedia guna melindungi perekonomian berada di bawah standar internasional. Karena kondisi ini diperlukan dana 'beberapa miliar dolar" untuk meningkatkan cadangan minyak tersebut.

Rendahnya persediaan tersebut bisa mengakibatkan kelumpuhan ekonomi bila pasokan minyak terganggu misalnya karena ada insiden terorisme.

Australia adalah satu-satunya negara dari 29 negara anggota (Badan Energi Internasional, IEA) yang memiliki cadangan minyak yang di bawah standar internasional.

Peraturan IEA menyebutkan setiap negara anggota harus memiliki cadangan minyak sedikitnya 90 hari, sementara angka terbaru dari IEA menunjukkan  bahwa Australia hanya memiliki cadangan minyak untuk 52 hari.

Dalam laporan kertas putih energi yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi Australia menjanjikan 'keputusan untuk bagaimana mengatasi masalah ini' akan diputuskan di tahun 2015 .

Tahun lalu, Al Qaeda memperingatkan mereka akan melakukan serangan terhadap pasok minyak sebagai bagian dari kampanye global terorisme.

Laporan itu kemudian menyebabkan mantan Kepala Staf Angkatan Udara Australia John Blackburn memperingatkan konsekuen serius bila adanya gangguan akan pasokan minyak.

"Kita akan melihat masyarakat kita lumpuh," katanya kepada ABC belum lama ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement