Ahad 12 Apr 2015 17:03 WIB

Turki Kirim Bantuan untuk Perangi Partai Kurdi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Foto: reuters
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mengirimkan pasukan tambahan dan pesawat pengintai Sabtu (11/4). Bantuan itu diberikan setelah Partai Pekerja Kurdi (PKK) menembak dan melukai empat tentara militer di Distrik Diyadin, Provinsi Agri Timur.

Dilansir dari The Guardian, sebanyak lima orang anggota Partai Pekerja Kurdi tewas dalam bentrokan dengan pasukan Turki. Militan PKK mencoba untuk membuat kerusuhan sebelum pemilihan parlemen Juni, mendatang.

"Kami segera membalas tembakan, mengirim pesawat pengintai, helikopter bersenjata dan pasukan darat ke wilayah tersebutm"ujar militer Turki. Hingga saat ini, bentrokan masih terus berlangsung.

Dua tahun lalu, Pemerintah Turki dan PKK pernah sepakat melakukan gencatan senjata. Ini merupakan bagian dari negosiasi untuk mengakhiri pemberontakan selama 30 puluh tahun. Saat bentrokan pertama kali terjadi tahun 1984, sebanyak 40 ribu orang tewas menjadi korban.

Proses perdamaian gagal justru menjelang pemilu. Sebanyak 25 anggota PKK terlibat dalam bentrokan melawan pasukan militer Turki.

Partai politik HDP mengatakan, sebuah parpol telah memanfaatkan tindakan terorisme untuk mendapatkan suara. Presiden Turki, Tayyip Erdogan juga menuduh politisi pro Kurdi menggunakan pemberontakan sebagai taktik kampanye.

Wakil Perdana Menteri, Yalcin Akdogan mengatakan, serangan ini bertujuan untuk mengganggu kestabilan keamanan menjelang pemilu Turki. "Upaya untuk mengganggu ketertiban umum, keamanan pemilu dan perdamaian bangsa tidak bisa ditoleransi," kicaunya dalam twitter.

Menurutnya menggunakan senjata dalam pemilu adalah ciri keputus asaan. Mereka tidak menghormati pilihan rakyat.

Erdogan merasa dirugikan karena telah berinvestasi dalam proses perdamaian sejak 2012 lalu. Erdogan ingin mengubah konstitusi bersama partai pendukungnya.

Partai AK hingga saat ini masih memberikan kekuatan bagi presiden agar lebih luas menentukan kebijakan. Sekitar 16 juta warga Kurdi masih memihak pada Erdogan. Mereka tidak percaya dengan PKK dan lebih menghargai upaya Erdogan untuk melakukan kesepakatan damai.

Bulan lalu, pasukan Turki dan militan Kurdi melakukan baku tembak di wilayah Selatan dan Timur. Pemimpin PKK, Abdullah Ocalan sebelum dipenjara telah berjanji pemberontakan tidak akan berlanjut.

Satu per lima dari penduduk Turki adalah suku Kurdi. Mereka adalah kaum minoritas yang mengalami penindasan budaya dan terbelakang.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement