Rabu 15 Apr 2015 22:53 WIB

Menteri Pertanian Australia Minta Pengusaha Lirik Pasar ASEAN

Red:
 Menteri Pertanian Barnaby Joyce mendesak pengusaha Australia untuk melirik pasar Asia Tenggara.
Foto: AAP
Menteri Pertanian Barnaby Joyce mendesak pengusaha Australia untuk melirik pasar Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Pertanian Federal Australia, Barnaby Joyce mendesak para pengusaha Australia untuk mengenali nilai dari pasar Asia selain China. Menurut Barnaby Joyce negara-negara di Asia Tenggaran (ASEAN) bahkan mewakili kesempatan yang lebih besar.

Produser makanan Australia menganggap diri mereka sebagai pemasok makanan bersih ke pasar kelas menengah di Asia yang terus berkembang. Terutama mereka yang mencarai kualitas dan rela membayar dengan harga lebih untuk kualitas yang lebih bagus.
 
Australia juga telah menandatangani Kesepakatan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan China, yang secara umum dilihat sebagai pasar utama dari produk-produk Australia.
 
Meski demikian, Joyce mengatakan ASEAN, yang meliputi negara-negara seperti Philippina, Indonesia dan Vietnam, tidak boleh dilupakan.  "Negara-negara ini merupakan blok perdagangan yang sebenarnya memiliki nilai yang lebih besar dari pada blok perdagangan kita dengan China. Sehingga kita memiliki kesempatan besar yang lain,” ujarnya baru-baru ini.
 
Joyce mengatakan negara-negara ini melihat diri mereka sendiri sebagai kelompok perdagangan dan Australia perlu memahami dan mengambil keuntungan dari kerjasama dengan mereka.
 
"Sangat penting bagi kita untuk memiliki mitra yang kuat. Lebih baik punya dua mitra, jadi mari kita memastikan untuk membangun kea rah sana,” katanya.
 
Sementara itu meskipun dianggap memiliki potensi yang menguntungkan, memasuki pasar berkembang ASEAN memiliki tantangan, dimana importir harus berurusan dengan bermacam pembatasan dan perubahan peraturan.
 
Amerika Serikat sekarang telah mengadukan Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia atas sistem pembatasan impor buah ke negara itu.
 
Tapi eksportir Australia kini mengorganisir angka perdagangan yang lebih besar dari sektor ekspor ternak hidup ke Indonesia setelah Indonesia memutuskan untuk meningkatkan jumlah kuota import ternak pada kuartal ini, sejumlah pejabat Australia berharap negosiasi yang tengah berlangsung saat ini dapat mengubah aturan kuota itu menjadi sistem tahunan.
 
Bangkitnya kembali ekspor ternak hidup Australia ke Indonesia ini terjadi empat tahun setelah Australia menghentikan kerjasama perdagangannya dengan Indonesia pada tahun 2011 menyusul isu keprihatinan atas kesejahteraan hewan. Kebijakan ini memicu keretakan hubungan antara kedua negara.
Joyce mengatakan hubungan antara kedua negara saat ini berjalan baik.
 
"Kami memiliki hubungan kerja yang kuat dengan Indonesia, Anda bisa melihat pada perdagangan sapi hidup kita, akhirnya pasar perdagangan itu telah pulih kembali," katanya.
 
"Kami hendak memastikan hubungan ini terus berkembang dan kita telah melakukan hal itu. Ini merupakan situasi yang bersejarah, dan “Kami ingin memastikan bahwa hubungan ini tumbuh dan kami melakukan itu. Dan ini hampir menjadi sejarah sekarang, tapi kami melakukannya dengan tidak membuat keputusan yang tidak menentu dalam semalam yang benar-benar menimbulkan pertanyaan mengenai keandalan kita sebagai bangsa, seperti menghentikan perdagangan ternak hidup. "
 
Ketika ditanya apakah pelaksanaan rencana eksekusi mati pengedar narkoba asal Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akan menyajikan tantangan baru bagi hubungan perdagangan Indonesia- Australia, Joyce mengatakan semua orang menyadari posisinya masing.
 
"Saya pikir orang Indonesia sepenuhnya menyadari posisi kami. Saya pribadi tidak mendukung hukuman mati, saya telah menegaskan sikap itu," 
 
"Tapi kita juga harus memahami kalau Indonesia memiliki kedaulatannya sebagai bangsa dan demokrasi dan pemerintah merefleksikan keinginan warganya dan kita harus menghormati itu juga,’ katanya.
 
Joyce menjadi pembicara utama dalam Forum Pangan Global di Melbourne, dimana dia juga mengungkapkan kalau dalam waktu dekat dirinya akan merilis kertas putih kebijakan pertanian Australia.
 
"Saya memastikan bahwa kita akan melakukan tawar-menawar untuk kesepakatan terbaik. Saya memastikan kita mendapatkan yang terbaik yang dapat kita lakukan," katanya.
 
"Dan tentu saja itu berarti kita akan perlu melakukan negosiasi terus-menerus untuk mencapai apa yang kita butuhkan demi bangsa kita, apa yang kita butuhkan untuk pasar komoditas lunak."
 
Makalah ini akan menguraikan cara-cara untuk menjadikan sektor pertanian Australia lebih produktif dan kompetitif dan diharapkan akan dirilis sebelum Natal.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement