REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu menyalahkan Amerika Serikat dan sekutunya atas konflik di Ukraina. Ia mengatakan, serangan mereka mengarahkan Kiev dekat dengan Barat adalah ancaman bagi Moskow dan memaksa mereka beraksi.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah konferensi keamanan tahunan di Moskow, Kamis (16/4) waktu setempat. Shoigu menuduh Washington mencari militer dan mendominasi politik di seluruh dunia. Ia menegaskan, bahwa Barat mengarang 'memberi revolusi' untuk menggeser penguasa yang tidak disuka.
"Ukraina adalah tragedi terbesar dalam rantai ragam revolusi. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah melintasi semua lini yang memungkinkan untuk membawa Kiev ke orbit mereka. Itu tidak mungkin gagal untuk memicu reaksi kita," katanya.
Rusia mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina Maret lalu. Separatis kemudian menyebar kerusuhan ke timur, ke wilayah yang berbahasa Rusia.
Pertempuran antara pasukan Kiev dan pemberontak pro-Rusia telah menewaskan lebih dari enam ribu orang. Barat mengatakan, Moskow telah mengirimkan tentaranya untuk membantu para peberontak baik dalam pelatihan ataupun intelejensi.
Namun, Moskow membantah keterlibatan militernya secara langsung meski bukti di lapangan berbeda. Shoigu menyalahkan pertempuran di Kiev dan serangan itu terintegrasi dengan Barat.
"Berapa banyak lagi korban yang diperlukan untuk memaksa Ukraina yang tinggal di timur merasa 'Eropa'? ujarnya.
Ia juga menepis kritik Barat yang menyatakan bila Rusia secara paksa memperbaharui perbatasan Eropa, melibatkan militer Barat di Serbia, Irak dan Libya.
"Mereka kritikus keras tindakan Rusia di Krimea, pasti tidak punya moral menuduh kita melanggar hukum internasional," katanya.