Sabtu 02 May 2015 18:27 WIB

Tahanan Tewas Enam Polisi Diadili

Seorang demonstran merusak mobil polisi di Baltimore, Maryland, AS, Senin (27/4)
Foto: reuters
Seorang demonstran merusak mobil polisi di Baltimore, Maryland, AS, Senin (27/4)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala penuntut Baltimore Marilyn Mosby pada Jumat mendakwa seorang petugas kepolisian karena terlibat pembunuhan dan lima lainnya dengan dakwaan lebih ringan dalam kasus kematian seorang pria kulit hitam akibat luka-luka serius pada leher anak muda itu.

Kasus tersebut telah menyulut kemarahan baru terutama di kalangan kaum kulit hitam terhadap aparat kepolisian.

Mosby, yang menduduki jabatan itu sejak Januari, mengeluarkan keputusan cepat dengan mendakwa enam personel polisi tersebut atas kematian Freddie Gray dan keputusannya mengagetkan banyak orang di satu kota yang mengalami kerusuhan sipil terburuk selama beberapa dekade pada Senin malam.

Mosby membuat pengumumannya beberpa jam setelah pemeriksa media negara bagian Maryland menetapkan penyebab kematian Gray dan sehari setelah polisi menyerahkan hasil-hasil penemun atas kajian internal dari penangkapan Gray pada 12 April kepada kantor Mosby.

Caesar R. Goodson Jr., seorang petugas kepolisian yang berkulit hitam dan membawa mobil van polisi, didakwa melakukan pembunuhan tingkat kedua, suatu pelanggaran yang bisa membuat dia dijatuhi hukuman maksimum 30 tahun penjara.

Semua enam petugas -- tiga kulit hitam dan tiga kulit putih, lima pria dan seorang wanita - ditahan pada Jumat dan kemudian dilepaskan dari tahanan. Asosiasi tempat mereka bergabung memberikan pembelaan.

"Kami kecewa atas keputusan yang diambil terburu-buru padahal investigasi atas masalah ini belum disimpulkan," kata Ketua organisasi penegakkan hukum Fraternal Order of Police, Baltimore Gene Ryan.

Mosby, seorang wanita Amerika Afrika yang berusia 35 tahun dan keluarganya banyak berkecimpung dalam penegakan hukum, menolak himbauan bagi seorang penuntut khusus.

Pada Jumat malam, ribuan pengunjuk rasa berpawai melintasi kota yang mayoritas dihuni kaum kulit hitam itu. Banyak di antara pengunjuk rasa yakin protes-protes yang sebagian besar damai selama dua pekan itu telah mendorong pengambilan keputusan Mosby.

"Orang-orang itulah, orang-orang itulah yang turun ke jalan-jalan yang membuat ini terjadi," kata Osagyefo Sekou, seorang aktivis hak-hak sipil.

Para perusuh membakar gedung-gedung dan manjarah toko-toko di Baltimore pada Senin malam setelah pemakaman Gray dan aksi protes menjalar ke kota-kota besar lainnya.

Aksi-aksi demonstrasi itu merupakan balas dendam atas pembunuhan beberapa pria kulit hitam tak bersenjata oleh polisi tahun lalu di Ferguson, Missouri, New York dan kota-kota lain.

Gray, 25 tahun, menderita cedera fatal ketika berada di mobil van polisi, kata penuntut itu, mengutip laporan otopsi.

"Kepada orang-orang Baltimore dan para pengunjuk rasa di seantero Amerika, saya mendengar ucapan Saudara 'Tak Ada Keadilan, Tak ada Perdamaian.' Perdamaian Saudara dibutuhkan sementara saya bekerja untuk menyampaikan keadilan bagi anak muda ini," kata Mosby dalam jumpa pers yang dengan cepat mengubah suasana di kota itu

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement