REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Dua penjaga perdamaian PBB asal Tanzania terbunuh, 13 terluka dan empat lagi hilang di Republik Demokratik Kongo timur, Selasa (5/5). Mereka disergap ketika patroli oleh kelompok terduga pemberontak Uganda.
Juru bicara misi PBB, MONUSCO Felix Basse mengatakan penjaga perdamaian tersebut diserang di desa Kikiki, sekitar 50 kilometer utara kota Beni di Provinsi Kivu Utara.
Angkatan bersenjata Kongo sebelumnya menyatakan mereka membunuh 16 pemberontak, yang tergabung dalam Pasukan Aliansi Demokratik Uganda (ADF) selama pertempuran sengit di kawasan sama pekan lalu.
Sekjen PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan terhadap petugas penjaga perdamaian tersebut, yang terjadi saat dilaksanakan tugas untuk melindungi masyarakat.
"PBB tetap berkomitmen mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat sipil dan menetralisir kelompok bersenjata di timur Kongo," kata Ban melalui juru bicaranya dalam sebuah pernyataan.
Menurut dia, Ban juga mengutuk kekejaman yang terus dilakukan oleh ADF terhadap warga sipil yang tidak berdaya di kawasan Beni.
Sergapan tersebut merupakan serangan kedua terhadap pasukan PBB di daerah tersebut dalam waktu 48 jam setelah helikopter MONUSCO yang ditumpangi pemimpin militer ditembaki oleh kelompok yang tidak dikenal.
"Saya tidak bisa lagi menolerir serangan yang terus-terusan terjadi terhadap pasukan penjaga perdamaian di kawasan Beni," kata Martin Kobler, kepala MONUSCO melalui Twitter.
Tentara Kongo melancarkan Operasi Sukola I sejak tahun lalu untuk menghadapi kelompok militan Islam AFP yang diduga telah membantai 300 penduduk desa dekat Beni antara Oktober dan Desember 2014 lalu.