Sabtu 09 May 2015 18:34 WIB

Jenazah Istri Dubes RI Untuk Pakistan Tiba di Pakistan

Rep: c07/ Red: Satya Festiani
Sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk beberapa duta besar dan istri duta besar, dalam kecelakaan di bagian utara Pakistan. Duta Besar Norwegia untuk Pakistan Leif H. Larsen dan Duta Besar Filipina untuk Pakistan Domingo D. Lucenario Jr adalah dua diantara
Foto: VOA
Sedikitnya tujuh orang tewas, termasuk beberapa duta besar dan istri duta besar, dalam kecelakaan di bagian utara Pakistan. Duta Besar Norwegia untuk Pakistan Leif H. Larsen dan Duta Besar Filipina untuk Pakistan Domingo D. Lucenario Jr adalah dua diantara

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Militer Pakistan membawa jenazah istri Duta Besar RI untuk Pakistan, Hery Listyawati ke Islamabad pada Sabtu (9/5).

Seperti dilansir dari Reuters, militer Pakistan juga membawa jenazah duta besar Norwegia, duta besar Filipina, serta istri duta besar Malaysia. Prajurit Pakistan membentuk barisan kehormatan, menerima peti mati, yang terbungkus bendera nasional dan dihiasi dengan karangan bunga, saat pesawat yang membawa mereka dari Gilgit, tiba di Islamabad.

Upacara ini juga disiarkan langsung di televisi Pakistan. Para diplomat, berpakaian hitam-hitam, dan petinggi militer, termasuk kepala militer Jenderal Raheel Sharif, hadir di bandara. Adapun, Duta Besar Burhan Muhammad yang dalam kondisi kritis, dilaporkan ikut dibawa ke Islamabad untuk menjalani pengobatan akibat luka bakar parah yang dideritanya.

Helikopter Mi-17 dilaporkan membawa total 17 orang, sebagian besar merupakan perwakilan negara. Seperti Dubes Belanda untuk Pakista, Marcel de Vink, dan Dubes Polandia untuk Pakistan, Andrzej Ananics, mereka berdua mengalami luka di bagian leher dan kepala, namun kondisi keduanya tidak kritis.

Kemudian, tiga warga negara Pakistan juga tewas, yaitu Mayor Faisal and Mayor Altamash yang menjadi pilot helikopter, serta satu kru bernama Subaidar Zakir.

Rencananya mereka melakukan perjalanan menuju Gilgit-Baltistan untuk bertandang ke acara yang dihadiri oleh Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif. Nahasnya, helikopter itu jatuh di Lembah Naltar, 300 km di sebelah utara Islamabad.Namun pemerintah Pakistan membantah klaim kelompok militan Taliban yang mengaku menembak helikopter. Menurut pemerintah Pakistan, helikopter Mi-17 mengalami kegagalan mesin.

Gilgit, berada di sekitar 250 km sebelah utara dari Islamabad dan bukan merupakan basis Taliban. Kelompok itu juga seringkali mengklaim bertanggung jawab atas insiden meski mereka sebenarnya sama sekali tidak terlibat. Saksi di lapangan juga melaporkan tidak ditemukan indikasi ke arah klaim Taliban.

"Ini kemungkinan hanya pernyataan putus asa dari mereka (Taliban) untuk menarik perhatian media internasional,” kata profesor hubungan internasional dan ahli Pakistan dari Universitas Boston, Adil Najam.

Mi-17 sendiri merupakan helikopter yang dianggap handal, pertama kali dibuat oleh Rusia sesuai dengan kondisi iklim dan geografis di Asia.

Secara umum, media melaporkan bahwa militer Pakistan dianggap memiliki jejak yang baik dalam pemeliharaan peralatan mereka, meski terjadi empat kecelakaan Mi-17 dalam 11 tahun terakhir.

Pemerintah Pakistan juga langsung membentuk Dewan Penyelidikan terkait kecelakaan helikopter yang menewaskan istri Duta Besar Indonesia untuk Pakistan. Kepala Dewan Penyelidikan akan dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Raheel Sharif.

Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry mengatakan, black box atau kotak hitam dari helikopter telah ditemukan. Dia memastikan kecelakaan karena alasan teknis. Namun, tim akan segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui pasti penyebab terjadinya kecelakaan.

“Black box helikopter telah ditemukan, hasil penyelidikannya nanti akan diumumkan,” kata Chaudhry dalam konferensi pers seperti dilansir media Pakistan, Tribune.com.pk, Sabtu (9/5). Chaudrhry membantah terkait adanya spekulasi bahwa kecelakaan tersebut akibat teror dari kelompok Taliban.

Dalam peristiwa naas ini, tujuh orang meninggal ketika helikopter menabrak sebuah sekolah di lembah Gilgit pada Jumat (8/5). Salah satunya adalah istri Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad, Hery Listyawati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement