Ahad 10 May 2015 15:01 WIB

Kerusuhan di Penjara Irak Tewaskan 50 Tahanan

Rep: Gita Amanda/ Red: Agung Sasongko
ISIS dengan baju baru untuk tahanannya.
Foto: al arabiya
ISIS dengan baju baru untuk tahanannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Para pejabat Irak mengatakan, pada Sabtu (9/5), kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan penyerangan ke penjara Al-Khalis yang berada sekitar 80 kilometer timur laut Baghdad. Kerusuhan di fasilitas penjara tersebut membuat puluhan tentara melarikan diri.

Pejabar polisi mengatakan, kerusuhan terjadi di penjara Al-Khalis. Kelompok ISIS melakukan serangan ke fasilitas tersebut dengan menggunakan bahan peledak. Sekitar 50 tahanan dan 12 petugas polisi tewas akibat insiden tersebut. Mereka berhasil membebaskan 40 tahanan dan masuk ke gudang senjata penjara.

Dalam sebuah pernyataan resmi, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan. Mereka menggambarkannya sebagai sebuah operasi terkoordinasi yang melibatkan bahan peledak. Pernyataan juga menyatakan, 30 anggota ISIS termasuk di antara mereka yang melarikan diri.

Walikota setempat Oudi al-Khadran dan Kolonel Ahmed al-Timimi dari pusat operasi keamanan Provinsi Diyala menegaskan, ISIS menyebabkan pembobolan penjara. Namun pejabat militer Irak Brigjen Saad Maan Ibrahim mengatakan, kerusuhan terjadi akibat perkelahian tahanan dan saat petugas datang untuk mencari tahu yang terjadi para tahanan merebut senjata petugas.

Ibrahim mengatakan, pasukan keamanan kini sedang memburu narapidana yang melarikan diri. Beberapa dari tahanan yang kabur menurutnya, terkait tuduhan terorisme.

Hal senada disampaikan Kepala Komite Keamanan Diyala Sayyid Sadiq al-Husseini. Menurutnya para tahanan terlibat perkelahian antar mereka hingga menarik perhatian penjaga. Namun saat mereka mencoba melerai para petugas menurutnya justru diserang.

"Para tahanan menyerang mereka, melucuti senjata dan memulai kerusuhan juga mencoba menjarah gudang senjata," kata Husseini.

Pihak berwenang menyatakan diberlakukannya jam malam di Al-Khalis. Mereka juga menyisir rumah penduduk untuk mencari nara pidana.

Pembobolan penjara bukan kali ini saja terjadi di Irak. Biasanya hal itu dilakukan kelompok militan bersenjata yang berupaya membebaskan rekan-rekan mereka di penjara.

Kejadian paling menghebohkan terjadi pada pertengahan 2013. Saat itu penjara terkenal Abu Ghraib Irak diserang dengan mortir dan bom bunuh diri. Insiden tersebut berhasil membuat bebas sekitar 500 tahanan.

Kekerasan terbaru di penjara Al-Khalis merupakan serangkaian serangan bunuh diri yang juga menargetkan tempat-tempat ibadah Syiah di Provinsi Diyala. Serangan menewaskan sedikitnya 22 orang.

Sebuah bom mobil juga meledak di Karrada, Baghdad pada Sabtu. Insiden menewaskan delapan warga sipil dan melukai 28 lainnya. Di antara yang tewas adalah peziarah Syiah. Mereka sedang mempersiapkan peringatan kematian Imam Mousa al-Kazim. Ribuan peziarah biasanya berbaris di tempat ibadah Syiah di utara Baghdad.

Tak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa tersebut. Tapi diduga serangan dilakukan kelompok ISIS yang selama ini kerap melancarkan serangan terhadap warga Syiah.

Sementara itu pemerintah Irak didukung serangan udara Amerika Serikat terus melancarkan serangan melawan ISIS. Iraq juga sedang berupaya mengatasi kekerasan sektarian yang semakin meluas di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement