Rabu 13 May 2015 23:49 WIB

PM Pakistan Kecam Penembakan Terhadap Warga Syiah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
PM Pakistan Nawaz Sharif
Foto: Mohsin Raza/Reuters
PM Pakistan Nawaz Sharif

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Perdana Menteri Pakistan, Muhammad Nawaz Sharif, pun mengecam serangan yang menewaskan 45 penumpang bus di Kota Karachi, Rabu (13/5).

Sharif pun memerintahkan dilakukannya penyelidikan. Baik kelompok pecahan Taliban Pakistan, Jundullah, serta ISIS sama-sama mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Juru bicara kelompok Jundullah mengatakan mereka melakukan serangan itu, sebab para korban dianggap telah murtad. Ia pun mengancam akan kembali melakukan serangan terhadap kelompok aliran Syiah dan Kristiani.

Selain itu, klaim yang sama juga ditunjukkan oleh kelompok ISIS melalui akun Twitternya. Di Pakistan, mayoritas dihuni oleh warga Muslim Sunni yang sebanyak 70 persen. Sedangkan, warga penganut aliran Syiah sebanyak 20 persen.

Serangan tersebut merupakan serangan mematikan kedua yang dilakukan oleh para kelompok militan di Pakistan pada tahun ini. Sebelumnya, sebanyak 62 Muslim Syiah telah tewas dalam serangan bom bunuh diri pada Januari lalu.

Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah bus yang membawa penumpang kelompok aliran Syiah di Kota Karachi, Pakistan. Menurut kepolisian setempat, 45 orang tewas ditembak dan 13 orang lainnya dilaporkan terluka.

Dilansir dari BBC, enam pria bersenjata yang menggunakan sepeda motor tiba-tiba menghentikan bus tersebut. Mereka pun tiba-tiba menembaki para penumpang.  Di dalam bus tersebut terdapat sekitar 60 penumpang yang diketahui diberhentikan di daerah Safoora Chowk saat dalam perjalanan menuju pusat Ayesha Manzil. Para kerabat dari korban yang selamat mengatakan para pelaku mengenakan seragam kepolisian.

Selain itu, mereka juga mengatakan pengemudi bus ikut tewas dalam serangan ini dan seorang penumpang yang terluka membawa bus tersebut ke rumah sakit Institut Memon.

sumber : BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement