REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pengamat terorisme dari Australian National University (ANU) Dr Clarke Jones menyatakan anak-anak muda Australia yang telah bergabung dengan kelompok teroris seperti ISIS seharusnya diperbolehkan untuk pulang ke Australia. Tujuannya, agar mereka bisa dilibatkan dalam program deradikalisasi.
Dalam wawancara dengan ABC, Dr Clarke Jones menyatakan tidak sependapat dengan narasi yang dipergunakan PM Tony Abbott bahwa "seseorang yang menjadi teroris di luar negeri bisa dengan mudah menjadi teroris di Australia".
Sebelumnya PM Abbott menegaskan, warga Australia yang bergabung dengan ISIS tidak akan diterima kembali jika ingin pulang, dan jika tetap pulang maka mereka akan ditahan dan dituntut.
"Jika anda ke luar negeri untuk membunuh orang tidak bersalah atas nama fundamentalisme yang keliru, jika anda ke luar negeri untuk menjadi pembunuh, tentu saja kami akan sulit untuk menerima anda kembali di negara ini," papar PM Abbott baru-baru ini.
"Rakyat Australia ingin negaranya aman dan seseorang yang telah menjadi teroris di luar negeri bisa dengan mudah menjadi teroris di Australia," tambahnya.
Namun Dr Jones mengatakan, anak muda yang bergabung ISIS seharusnya justru didorong untuk pulang ke Australia untuk dilibatkan dalam program deradikalisasi.
Ia menambahkan, pendekatan seperti ini memang harus dilihat kasus perkasus.
Dr Jones mengatakan jika Australia ingin mengatasi masalah ini secara tepat, maka ekstrimisme harus dilihat sebagai problem sosial bukan semata-mata masalah keamanan dan intelijen.
Karena itu, dia menyarankan perlunya memberikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada kelompok masyarakat yang bisa menampung bekas pejuang ISIS tersebut.
Menurut Dr Jones, langkah ini mensyaratkan perlunya pengawasan misalnya berupa kewajiban untuk melapor ke polisi, memasukkan mereka ke tahanan rumah serta program mentoring.
"Mungkin mereka yang sudah ke luar negeri cocok untuk menjadi mentor dalam program seperti itu,' jelasnya.