REPUBLIKA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT -- Amerika Serikat harus mengerahkan pasukan ke Irak untuk melawan ISIS. Mantan Gubernur New York, George Pataki diperkirakan akan meluncurkan tawaran presiden pekan depan, Rabu (20/5). Pataki yang seorang Republikan dari New York, bersikeras jika pengerahkan pasukan tempur akan menjadi misi yang tidak terbatas seperti invasi Amerika ke Irak pada tahun 2013.
"Saya tidak ingin melihat AS menempatkan satu juta tentara, menghabiskan 10 tahun, satu triliun dolar, mencoba untuk membuat demokrasi di mana satupun belum ada," kata Pataki kepada CNN, Rabu (20/5).
Namun mengirim pasukan,dengan menghancurkan pusat-pusat pelatihan, pusat perekrutan mereka, menghancurkan daerah di mana mereka ingin merencanakan untuk menyerang AS. Kemudian Pataki menambahkan, sementara Amerika mungkin mewaspadai untuk mengirim pasukan kembali ke pertempuran melawan ISIS adalah “perang kita (AS).
Kemungkinan calon presiden lain, seperti Senator Lindsey Graham dan mantan Senator Rick Santorum, telah mengatakan mereka akan mengerahkan pasukan darat tempur untuk melawan ISIS. Mereka berjanji akan mengirim
10.000 tentara Amerika. Seorang Republikan Ohio, sekaligus Gubernur John Kasich juga mengemukakan hal yang sama, jika pasukan darat dibutuhkan untuk melawan ISIS.
Keterlibatan militer Amerika di Timur Tengah yang muncul dipakai sebagai isu utama dalam kampanye presiden 2016 yang baru lahir. Mantan Gubernur Florida, Jeb Bush mulai tersandung pertanyaan tentang pandangannya tentang invasi saudaranya Irak lebih dari satu dekade lalu.
Dan munculnya ISIS, yang baru-baru ini mengambil alih salah satu kota kunci Irak yaitu Ramadi, menggarisbawahi tantangan yang terus-menerus di wilayah yang hampir pasti, apa yang akan dihadapkan oleh presiden berikutnya.