REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Harga susu unta satu liter bisa mencapai $25 atau Rp 250 ribu. Lebih mahal dari sebotol anggur buatan Australia. Tak hanya susunya, kini permintaan untuk hewan unta pun meningkat karena dianggap jadi bisnis menguntungkan.
Meskipun harganya tinggi, susu unta kini menjadi industri yang berkembang pesat di Australia. Bahkan harus menunggu hingga empat bulan untuk mendapatkan produk-produknya.
Unta-unta dari Australia Selatan menjadi komoditi menjanjikan di Victoria. Foto: Warwick Long.
Karena tingginya permintaan inilah, produsen susu di kawasan Victoria selatan harus benar-benar melakukan pengecekan pasokan hewan yang biasanya hanya ditemukan di kawasan gurun panas di Australia Tengah.
Hari Sabtu mendatang (20/05), akan ada pelelangan 200 ekor unta di Shepparton, Victoria Utara.
Keluarga Ebony Loffel misalnya mereka berupaya untuk menangkap unta-unta liar dari properti mereka yang berada di pedalaman Australia Selatan. Kemudian unta-unta ini akan diangkut ke Mooroopna, dekat Shepparton, sebelum dijual.
"Ada banyak permintaan susu unta saat ini, dan kami punya banyak unta betina dengan bayi yang susunya juga bisa diperah," kata Ebony Loffel.
Penjualan unta-unta liar ini pun bisa menjadi bisnis yang menguntungkan di Australia selatan.
Dalam lelang sebelumnya, seperti yang terjadi di kawasan Goulburn Valley, seekor unta bisa dihargai antara $300 - $600, atau Rp 3 juta hingga 6 juta.
Agen lelang mengaku kalau banyak permintaan saat lelang, baik sebagai hewan peliharaan untuk keluarga. Sementara bagi para petani, unta digunakan sebagai pengendalian gula, selain juga untuk susunya.
Loffel mengatakan permintaan yang mendadak meningkat ini menjadi sebuah kejutan.
"Hal ini terjadi dalam 12 bulan terakhir, jadi susu unta sekarang benar-benar popular," katanya. "Ada beberapa perusahaan susu besar didirikan di Australia Barat dan Queensland dan satu pabrik di wilayah Shepparton yang semakin besar."