Ahad 31 May 2015 13:27 WIB

ISIS Serang Penjara Palmyra

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Kota Palmyra, Siria
Foto: NatGeo
Kota Palmyra, Siria

REPUBLIKA.CO.ID, PALMYRA -- ISIS kembali melakukan penyerangan di kota situs kuno Suriah Palmyra, Sabtu (30/5). Kali ini mereka meledakkan sebuah kompleks penjara utama di Palmyra, Suriah.

Observatorium HAM untuk Suriah Rami Abdulrahman melaporkan penjara tak berpenghuni saat ledakan terjadi. Pihaknya tidak mengetahui tepatnya tahanan meninggalkan penjara. Penjara ini digunakan oleh Suriah untuk memberikan efek jera bagi tahanan.

Penyerangan ini diumumkan oleh ISIS melalui media sosial lengkap dengan posting asap yang mengepul di kompleks tersebut. Namun, Pemerintah Suriah belum mengakui penyerangan tersebut karena penjara berbeda lokasi dengan situs kuno.

Penyerangan penjara ini adalah yang pertama kali setelah mereka menguasai Palmyra awal Mei lalu. Rami juga melaporkan ISIS telah menembak mati 20 orang pendukung Pemerintah Suriah di amphitheater kota kuno.

Sementara itu, Angkatan Udara Suriah telah melakukan penyerangan berdampak pada 59 warganya tewas di al Bab, Suriah Utara yang juga kamp ISIS. Namun Presiden Bashar al Assad membantah pasukannya menggunakan rudal bom penuh pecahan peluru dan bahan peledak.

Puluhan orang terluka dalam serangan tersebut. Sejak akhir tahun lalu mereka telah menargetkan kota ini untuk penyerangan. Pemerintah Suriah juga melakukan serangan pada pemberontak asal Aleppo. Serangan ini menewaskan 12 warga sipil.

PBB mengutuk serangan ini yang menewaskan 70 orang. "Tidak dibenarkan menyerang wilayahnya sendiri hingga menewaskan warganya di Aleppo," ujar Staffan de Mistura utusan PBB untuk Suriah. Sumber Militer mengatakan serangan ini ditargetkan untuk menyerang ISIS dan pemberontak Suriah. Bentrokan juga terjadi di Hasaka.

Hasaka saat ini menjadi tempat tinggal pasukan pemerintah dan pasukan Kurdi. Pemerintah mengatakan aktivitas di Hasaka berlangsung normal dan semua lembaga pemerintah berfungsi seperti biasa.

ISIS cabang Arab Saudi telah memulai rencana untuk menghapus wilaah Semenanjung Arab muslim dari Syiah. ISIS mengklaim dua serangan sebelumnya ditujukan untuk Syiah hingga menewaskan 25 orang.

Arab Saudi telah mengecam serangan ISIS. Raja Salman juga berjanji untuk menghukum mereka yang terlibat dalam serangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement