Pemerintah Cina mengabaikan permintaan penghentian ekspansi mereka di Laut Cina Selatan. Sebelumnya Menteri Pertahanan Australia Kevin Andrews menyatakan keberatannya atas reklamasi terumbu karang yang dilakukan China di wilayah itu.
Menteri Kevin Andrews bergabung dengan Amerika Serikat dan negara lain yang tegas menolak reklamasi besar-besaran pulau karang menjadi pangkalan militer yang dilakukan China di Laut China Selatan.
Foto-foto satelit menunjukkan setidaknya satu pulau karang yang statusnya dipersengketakan, telah diubah menjadi pulau pelabuhan lengkap dengan landasan pesawat.
Menteri Andrews dalam konferensi di Singapura menegaskan, Australia prihatin dengan setiap pengembangan pangkalan militer di pulau-pulau buatan di wilayah yang kaya kandungan minyak dan gas tersebut.
"Posisi Australia jelas menentang setiap aksi unilateral untuk mengubah status quo di Lauit China Selatan," katanya baru-baru ini.
"Dan ini termasuk reklamasi besar-besaran yang dilakukan para pihak bersengketa, terutama pada prospek militerisasi pulau-pulau buatan itu," kata Menteri Andrews.
Namun Deputi Kepala Staf Admiral Sun Jianguo menyatakan, situasi di wilayah itu stabil dan damai "dan tidak pernah ada isu mengenai kebebasan pelayaran" sebagaimana dituduhkan.
"China membangun sejumlah pulau di Laut China Selatan untuk tujuan meningkatkan kondisi bagi personil kami yang ditempatkan di sana," jelasnya.
"Di samping memenuhi kebutuhan pertahanan kami, hal itu juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan China menjalankan tanggung jawab internasional dalam upaya pencarian dan penyelamatan, pencegahan bencana, riset maritim, observasi meteorologi, perlindungan lingkungan, keselamatan pelayaran, dan produksi perikanan," demikian dikatakan Admiral Jianguo.
China mengakui kedaulatan atas hampir semua wilayah Laut China Selatan, namun negara lain di sekitarnya menuduh China melakukan ekspansi.
Amerika Serikat sebelumnya menyatakan bahwa negara terkait lainnya juga telah melakukan aktivitas pembangunan di pulau-pulau sengketa, termasuk yang dilakukan Vietnam di 48 lokasi, Filipina di 8 pulau, Malaysia di 5 pulau, serta Taiwan di satu pulau.
Namun AS menuduh China melakukan reklamasi jaub lebih banyak dibandingkan seluruh negara terkait lainnya, hanya dalam tempo 18 bulan terakhir.
China menjawab tuduhan itu dengan menyebutkan AS telah melakukan aksi provokasi di wilayah itu, dengan mengirim pesawat-pesawat pengintai.