Rabu 03 Jun 2015 19:05 WIB

Anjing Laut Bantu Ilmuwan Australia Teliti Perubahan Iklim

Red:
Para peneliti mengatakan, anjing laut adalah kandidat ideal untuk mengumpulkan informasi tentang Samudera Selatan.
Foto: Clive McMahon
Para peneliti mengatakan, anjing laut adalah kandidat ideal untuk mengumpulkan informasi tentang Samudera Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ratusan anjing laut telah membantu para peneliti untuk mengumpulkan data laut yang berharga saat menyelam ke laut dalam dan menyusuri Samudra Selatan.

Data ini telah dikumpulkan selama satu dekade terakhir melalui sensor canggih yang ditempel ke binatang ini, yang mengirimkan kembali informasi ke ilmuwan melalui satelit, ketika mereka muncul dari air.

Profesor Rob Harcourt, seorang ahli biologi kelautan di Universitas Macquarie, Sydney, mengatakan, hal itu sedikit terdengar seperti Twitter untuk para anjing laut.

"Saat mereka menyelam, mereka mengumpulkan informasi tentang lingkungan laut. Ketika mereka muncul ke permukaan, mereka memiliki antena di kepala yang mengirimkan sepotong informasi pada satelit, yang kemudian disampaikan kembali kepada kami,” jelasnya baru-baru ini.

Ia lantas menerangkan, "Itu memberi profil dari Samudra Selatan khususnya bagi kami. Itulah mengapa sistem ini seperti mengunggah status di Twitter, karena banyak informasi yang dikompres.”

"Sama seperti Twitter yang hanya mampu mengunggah 140 karakter, namun informasi ini adalah informasi oseanografi berkualitas tinggi, dan itu benar-benar mengubah cara kami dalam melihat Samudra Selatan dan perannya dalam sistem pengantaran global," tambahnya.

Profesor Rob mengatakan, metode ini telah mengubah pemahaman tentang apa yang terjadi di lautan dunia secara keseluruhan.

Bantu ungkap perubahan iklim

Anjing laut mengumpulkan rincian tentang suhu air dan salinitas, yang bisa membantu memahami lebih lanjut tentang cuaca dan perubahan iklim.

"Data ini benar-benar penting dalam menentukan bagaimana pola sirkulasi dapat terbentuk, terutama di Antartika, dan bagaimana panas diambil dari laut,” ujar Prof Rob.

Ia menyebut, "Jumlah panas yang ada di laut menentukan hal-hal seperti tingkat penguapan atau bagaimana air mengembang ketika ia semakin panas, dan apa kemungkinan artinya bagi semacam erosi pantai atau genangan air dari kenaikan permukaan laut."

Profesor Mark Hindell dari Institut Kelautan dan Studi Antartika di Universitas Tasmania mengatakan, anjing laut telah mampu mencapai bagian laut yang tak terjangkau sebelumnya, dengan metode pengumpulan data tradisional.

"Informasi tentang, khususnya, suhu laut benar-benar mendasar dalam memahami iklim. Suhu dari air di bawah Samudra Selatan adalah salah satu bagian yang paling penting dari dunia untuk didapat datanya, tapi mereka benar-benar sulit didapatkan karena, terutama di musim dingin, kondisinya gelap, dingin, semua tertutup dalam es,” urainya.

Ia berujar, "Kami tak bisa mengirim kapal ke bawah sana dan kami telah menggunakan anjing laut untuk mengumpulkan informasi bagi kami."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement