REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tim SAR di Malaysia sedang melacak enam siswa dan dua guru yang hilang sejak gempa yang terjadi di puncak tertinggi Gunung Kinabalu pada Jumat (5/6).
Sedikitnya 13 orang tewas dalam gempa bumi tersebut, yang membawa batu-batu berjatuhan turun gunung. Seorang pemandu wisata Malaysia juga menjadi korban tewas. Lebih dari 130 orang yang terdampar di puncak selamat saat gempa, seperti dilansir dari BBC news pada Sabtu (6/6).
Salah satu korban gempa, seorang gadis berumur 12 tahun, bernama Wee Ying Ping Peony dari Sekolah Dasar Tanjong Katong di Singapura, kini telah pulih.
Saat kejadian, ia bersama lebih dari 30 murid dan guru dalam study tour, terjebak dalam gempa 6,0 SR di negara bagian Malaysia, Sabah, Pulau Kalimantan. Seorang anak laki-laki berumur 12 tahun dari sekolah yang sama berhasil diselamatkan dan menerima perawatan medis di Kota Kinabalu.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Sabah, Masidi Manjun, mengatakan dalam twitternya: "137 pendaki telah aman tiba di Park HQ, batch terakhir di 02:50 (18:50 GMT pada hari Jumat)."
Laporan mengatakan pendakian mereka pada saat itu termasuk warga dari China, Amerika Serikat, Filipina, Inggris, Thailand, Turki, dan Jepang. Gempa itu begitu kuat sehingga juga menghentak salah satu dari puncak Gunung Kinabalu "Donkey's Ear", kata Manjun. Saat gempa terjadi, beberapa kelompok pendaki sedang naik ke puncak untuk menyaksikan matahari terbit.
Cuaca buruk menghambat upaya penyelamatan pada hari Jumat, mencegah helikopter mendarat di gunung. Banyak pendaki harus membuat jalan sendiri turun dengan bantuan pemandu wisata dan penjaga taman.
Gempa juga merusak jalan dan bangunan, termasuk sekolah dan rumah sakit di pantai barat Sabah.