REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Sebuah bom dari tabung gas yang dikemas dengan bantalan bola menyebabkan ledakan mematikan, Sabtu (6/6). Ledakan tersebut terjadi saat kampanye pemilu Kurdi.
Ledakan ini terjadi hanya sehari setelah serangan sebelumnya yang menewaskan dua orang dan melukai lebih dari 100 orang lainnya. Presiden Turki, Tayyip Erdogan menggambarkan dua ledakan tersebut sebagai provokasi untuk merusak perdamaian menjelang pemilihan parlemen pada Ahad (7/6) nanti. Sebab, adanya serangan membuat ribuan pendukung pro Kurdi (HDP) berkumpul di Diyarbakir.
"Insiden itu benar-benar menjadi sebuah bayangan hitam serius," katanya.
Namun demikian, ia mengaku bila pemilihan akan tetap dilakukan dengan cara apapun. "Kami mencoba untuk mengadakan pemilihan ini dalam kondisi terbaik, meningkatkan semua langkah-langkah keamanan," ujar dia.