REPUBLIKA.CO.ID, NIGER UTARA -- Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan telah menemukan 18 mayat imigran yang diduga meninggal akibat dehidrasi di gurun Sahara di Niger utara, Ahad (14/6).
kepala IOM Niger Giuseppe Loprete mengatakan, para imigran diyakini telah meninggal pada 3 Juni lalu. Itu setelah badai pasir mengempaskan mereka saat berjalan dari kota utara Arlit ke Aljazair.
"Terlalu banyak imigran yang pergi dari negaranya dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Seperti sebelumnya banyak ditemukan imigran yang terapung-apung di lautan," kata Loprete seperti dilansir Belfast Telegraph, Ahad (14/6).
Lebih jauh Loprete memaparkan, sebagian mayat mayat yang ditemukan diyakini datang dari negara-negara Afrika Barat. Menurut dia, kesemuanya merupakan bagian dari gelombang imigran yang mencoba pergi ke Libya dengan menggunakan kapal penyelundup menyeberangi Laut Mediterania ke Eropa.
“17 mayat yang ditemukan adalah pria dan satu orang lainnya wanita,” kata Loprete menambahkan.