REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hingga saat ini, ribuan migran Rohingya masih belum berada dalam kepastian. Padahal, batas waktu keberadaan mereka di negara transit seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand kian dekat.
Berdasarkan data yang dimiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah migran Myanmar dan Bangladesh di Aceh mencapai 1.722 jiwa. Sedangkan pada tahun 2013, PBB mencatat sekitar 28 ribu pengungsi Rohingya berada di Malaysia.
Sementara, data Badan Keamanan Nasional Thailand menyebut hingga akhir tahun lalu jumlah pengungsi Rohingya di negaranya mencapai 2.058 orang
Keberadaan Rohingya di Indonesia, yang kini berada di Aceh telah diberi waktu selama satu tahun. Dalam jangka waktu tersebut, negara internasional terus berupaya mencari solusi agar Rohingya dapat diterima oleh Myanmar.
Namun Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan sejauh ini baru tiga negara yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand yang bersuara lantang akan penyelesaian masalah Rohingya. Padahal kasus muslim Rohingya yang terusir dari negaranya tersebut merupakan permasalahan tingkat Asean.
Menurutnya, kuranya respon dari negara anggota ASEAN lainnya karena adanya persepsi yang berbeda apakah Rohingya merupakan warga Myanmar atau bukan. "Kalau ini terus berlanjut maka akan menjadi masalah dunia," ujar Tantowi dalam diskusi singkat di Habibie Center, Selasa (16/6).
Sebagai anggota ASEAN, Indonesia punya pengaruh kuat sehingga harus menjadi inisiator dan berperan lebih signifikan, salah satunya yakni dengan mengajak Myanmar berdialog. Bahkan mengambil inisiatif agar Asean menekan Myanmar agar memberi kebijaksanaan terhadap Rohingya. "Diharapkan Indonesia untuk lebih aktif menyelesaikan isu ini," katanya.