Rabu 17 Jun 2015 22:42 WIB

Banyak Orang Australia Hidup Boros

Red:
 Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa rata-rata rumahtangga di Australia memiliki utang tiga kali lebih besar dibandingkan 25 tahun lalu.
Foto: Reuters
Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa rata-rata rumahtangga di Australia memiliki utang tiga kali lebih besar dibandingkan 25 tahun lalu.

REPUBLIKA.CP.ID, AUSTRALIA BARAT -- Pusat Ekonomi Bankwest Curtin, Australia Barat, menyatakan rata-rata rumahtangga di Australia saat ini memiliki utang tiga kali lebih besar dibandingkan 25 tahun lalu. Dikatakan, warga Australia banyak yang hidup dengan prinsip "lebih besar pasak dari tiang" alias boros.

Di tahun 1990, rata-rata utang satu keluarga adalah kurang dari enam bulan penghasilan tahunan. Sekarang utang itu adalah 18 bulan dari penghasilan tahunan.

Direktur Pusat Ekonomi Bankwest Curtin Professor Alan Duncan mengatakan warga Australia harus berhati-hati dengan keadaan ini, karena sekarang adalah masa tidak menentu mengenai lapangan kerja dan juga kenaikan harga rumah.

"Kalau kita lihat rasio antara utang dengan penghasilan, dengan utang meningkat tajam, dan khususnya rumah tangga yang mendekati pensiun, maka kita pantas berhati-hati," kata Professor Duncan baru-baru ini.

"Saya kira ada resiko lebih besar, khususnya disiplin menabung guna mempersiapkan diri di masa susah tidak dilakukan, seperti yang tampak ketika terjadi krisis ekonomi global di tahun 2008, sehingga yang terjadi adalah banyak rumah tangga yang hidup tidak sesuai dengan pendapatan mereka."

Menurut Prof Duncan, kecenderungan peningkatan utang ini terjadi karena adanya paket pinjaman rumah di tahun 1980-an dan 1990-an, yang memungkinkan pemilik rumah menarik uang dari pinjaman rumah, tanpa mereka harus menjual rumah.

"Dengan ini tingkat utang akan meningkat bagi mereka yang tidak berhati-hati menggunakan produk tersebut," katanya.

Kesenjangan antara rumah tangga yang menabung, dengan rumah tangga yang tidak menabung, juga melebar.

Profesor Duncan mengatakan rumah tangga yang memiliki tabungan banyak, biasanya memiliki penghasilan lebih banyak. Mereka juga menabung 200 kali lebih banyak dibandingkan yang tidak.

Profesor Duncan juga mengatakan bahwa para pemilik properti harus memperluas area investasi mereka guna mengurangi resiko.

"Ada kecenderungan konsentrasi aset rumah tangga ke properti saja karena adanya suku bunga yang rendah dan naiknya harga properti, namun resikonya bisa meningkat bila situasi pasar perumahan berubah."

"Jadi penting sekali kita memiliki berbagai portofolio berbeda dalam soal tabungan, dan kenyataan bahwa tidak semua orang bisa melihat hal yang sama, menimbulkan kekhawatiran."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement