Senin 22 Jun 2015 17:42 WIB

Delapan WNI Akui Bajak Kapal Tanker Malaysia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ilham
 Petugas kepolisian menjaga kapal tangker KM Kuda Laut 88 yang membawa bahan bakar minyak (BBM) selundupan di Pulau Pondok Dayung, Jakarta utara, Rabu (19/6).    (Republika/Prayogi)
Petugas kepolisian menjaga kapal tangker KM Kuda Laut 88 yang membawa bahan bakar minyak (BBM) selundupan di Pulau Pondok Dayung, Jakarta utara, Rabu (19/6). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Delapan warga Indonesia yang ditangkap pekan lalu telah mengaku melakukan pembajakan sebuah kapal tanker minyak Malaysia. Hal itu diungkapkan seorang pejabat Vietnam, Senin (22/6).

Komisaris Politi dari Viernam Coast Guard wilayah 4, Kolonel Doan Bao Quyet mengatakan, warga Indonesia berusia 19 hingga 61 tahun tersebut awalnya mengaku mengalami kecelakaan di laut saat memancing. Tapi setelah ditanya dengan gambar dan informasi yang diberikan pemerintah Malaysia, mereka mengaku bertanggung jawab atas pembajakan kapal tanker awal bulan ini.

Kapal tanker MT Orkim Harmony membawa 7,5 juta liter (dua juta galon) bensin senilai 21 juta ringgit atau 5,7 juta dolar. Kapal tanker hilang komunikasi ketika dalam perjalanan ke Kuantan, Malaysia pada 11 Juni.

Quyet mengatakan, kelompok perompak Indonesia berjumlah 13 orang dengan bersenjatakan pistol dan parang. Mereka mengambil alih kapal tanker.

Delapan orang ditangkap karena tetap berada di kapal, sementara lima orang lainnya kembali ke Indonesia dengan menggunakan perahu. Mereka kemungkinan tengah mencari pembeli bensin hasil jarahan tersebut.

Setelah hilang, kapal tanker itu kembali terlihat Kamis (17/6). Namun telah dicat hitam dan biru.

Para perompak meninggalkan kapal tanker pada Jumat (18/6) malam dan melarikan diri ke pulau Tho Chu dengan menggunakan life raft. Menurut Quyet, puluhan ponsel dan sejumlah besar uang (dolar Amerika dan Ringgit Malaysia) juga ditemukan di tangan pelaku.

The Malaysia Enforcement Agency Maritime mengatakan, pembajakan itu diyakini merupakan ulah sindikat yang menargetkan kapal kargo bahan bakar. Pencurian ini merupakan yang kelima terjadi tahun ini di perairan Malaysia selatan.

Kasus terbaru pembajakan kapal tanker ini merupakan kasus kedua yang terjadi bulan ini. Sebelumnya, tanker Malaysia yang membawa diesel dibajak pada 4 Juni di daerah yang sama. Tanker tersebut ditemukan setelah bahan bakarnya habis tersedot.

Biro Maritim Internasional menyatakan, serangan terhadap tanker kecil dari pantai di Asia Tenggara memang telah mengalami peningkatan sejak tahun lalu.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement