REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Duta besar Amerika Serikat untuk Prancis, Jane Hartley mengulang kembali janji terkait intelijen dan keamanannya dengan Prancis setelah pengungkapan rahasia bila NSA menyadap tiga Presiden Prancis.
Hartley mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah pernyataan resmi, Kamis (25/6). Pernyataan itu muncul usai ia dipanggil Menteri Luar negeri Prancis untuk menjawab pengungkapan dokumen WikiLeaks.
Menurut Gedung Putih, Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada Presiden Prancis Francois Hollande bahwa AS tidak menargetkan komunikasi. Obama mengklaim AS mematuhi komitmen yang dia buat pada 2013 untuk tidak memata-matai pemimpin Prancis setelah Edward Snowden mengungkapkan sejauh mana kekuasaan pengawasan NSA.
Pernyataan Obama itu sesuai dengan data WikiLeaks yang mengungkapkan NSA memata-matai presiden Prancis sejak 2006 hingga 2012. Dalam dokumen yang dimiliki WikiLeaks, Prancis berbicara terus terang tentang hubungan degan Jerman, ekonomi Yunani, dan mata-mata Amerika.