Jumat 26 Jun 2015 21:59 WIB

Australia Bahas Alternatif Pertanian Dunia Masa Depan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Sekelompok ahli dan pakar hortikultura dari seluruh dunia berkumpul di Gold Coast, Queensland untuk membicarakan masa depan pertanian. Para petani di Australia diajak untuk bisa berpikir lebih dari sekadar pertanian tradisional.

Pertanian memiliki masa depan yang menjanjikan, mulai dari lahan pertanian di puncak gedung tinggi, atau menanam di tengah gurun pasir, atau menggunakan aplikasi di telepon genggam untuk transportasi produk pertanian.

Beberapa topik tersebut menjadi pembahasan dalam pertemuan yang dihadiri para ahli dan pakar hortikultura. Salah satu pembicara adalah David Rosenberg, direktur eksekutif AeroFarms, yang mengagas pertanian secara vertikal.

Pertanian dengan model vertikal ini tidak membutuhkan tanah atau sinar matahari dan bisa memproduksi 70 kali lebih banyak produk per hektar, dari pertanian tradisional lainnya.

"Kita membangun fasilitas kesembilan dan memiliki 12 tingkat, yang satu sama lain saling berlapis," jelas Rosenberg baru-baru ini. "Tiap tingkat punya jarak 90 sentimeter dengan tinggi setiap barisan sekitar 9 meter dan panjang 27 meter. Ada sekitar 35 tingkatan, dengan menghasilkan 1 juta kilogram produk setiap tahunnya."

Metode pertanian vertikal ini membutuhkan air lebih sedikit dari pertanian tradisional, setidaknya hingga 95 persen lebih sedikit. Penggunaan pupuk pun lebih sedikit, hampir setengah dari kebutuhan pupuk pertanian tradisional, dan tidak membutuhkan pestisida, herbisida, maupun fungisida.

Salah satu pembicara lainnya adalah Blair Richardson, presiden dari Dewan Kentang di Amerika Serikat.

Richardson berbagi inspirasi soal bagaimana aplikasi di telepon genggam bisa bermanfaat di masa depan untuk mengatasi masalah transportasi produk secara efisien.

"Hampir sama dengan layanan taksi Uber," ujar Richardson. "Kita bisa melakukan hal yang sama dengan berbagi truk pengiriman."

Sementara Tara McHugh dari Departemen Pertanian Amerika Serikat mengatakan bahwa teknologi terbaru bisa memberikan nilai tambah bagi sayuran dan buah-buahan.

Ia memberikan contoh mengenai metode baru yang memperluas kemungkinan menggunakan produk-produk limbah.

"Penambahan nilai menawarkan cara dengan lebih memanfaatkan bahan limbah dari hasil pengolahan buah dan sayuran," kata Tara.

Konvensi Hortikultura Nasional 2015 diselenggarakan oleh AUSVEG dan Apple & Pear Australia dan akan berlangsung selama tiga hari, hingga Ahad (28/6) nanti.

Konvensi yang digelar dengan pameran dan pertemuan diperkirakan dihadiri oleh lebih dari 1.100 orang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement