Kamis 02 Jul 2015 20:25 WIB

Polisi Bangladesh Tangkap Tokoh Alqaidah

Gerilyawan Alqaidah (ilustrasi)
Foto: EPA/Intel Center
Gerilyawan Alqaidah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Polisi Bangladesh menyatakan menangkap 12 tersangka pegaris keras, termasuk kepala cabang Alqaidah di Bangladesh Maolana Mainul Islam, yang berencana melakukan serangan pada akhir bulan Ramadan.

Juru Bicara Kepolisian Anti-Kejahatan dan Terorisme Bangladesh (RAB) Mayor Maksudul Alam menyatakan menyita juga peledak dan bahan lain pembuat bom dalam penggerebekan pada Rabu di persembunyian pegaris keras tersebut di ibu kota, Dhaka.

"Dalam penggerebekan itu, kami menangkap 12 pegaris keras, termasuk Maolana Mainul Islam, koordinator kepala Alqaidah di Anak Benua India (AQIS) di Bangladesh," kata Maksudul kepada AFP Kamis (2/7).

Juru Bicara Uama RAB Komandan Mufti Mahmud Khan kepada wartawan mengatakan AQIS merencanakan serangan di negara berpenduduk sebagian besar Muslim tersebut setelah Idul Fitri.

"Mereka telah memilih sebuah madrasah di distrik utara Bogra untuk melakukan pelatihan," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa kelompok itu dibiayai oleh individu dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. AQIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan beberapa blogger sekuler di Bangladesh tahun ini, termasuk kematian seorang blogger warga Bangladesh kelahiran AS Avijit Roy di Dhaka pada Februari lalu.

September lalu, Alqaidah merilis sebuah video yang mengumumkan pembentukan cabang di anak benua India melalui AQIS untuk menghidupkan kembali aktivitas jihad di Bangladesh.

Bangladesh, rumah bagi penduduk Muslim terbesar keempat di dunia, belum terkena serangan militan utama sejak 2006. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir terdapat kenaikan dukungan untuk kelompok politik Islam garis keras di Bangladesh, para ahli mengatakan kecil kemungkinan untuk ekstremisme agama ada di negara ini. Selain itu, terdapat juga kasus yang muncul bahwa terdapat warga Bangladesh yang bergabung dengan kelompok Negara Islam (IS).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement