Selasa 07 Jul 2015 06:00 WIB

Cina Keluarkan Travel Warning untuk Turki

Rep: c94/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang Muslim Uighur berada di depan militer yang patroli di wilayah Xinjiang.
Foto: Reuters
Seorang Muslim Uighur berada di depan militer yang patroli di wilayah Xinjiang.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Cina di Turki telah mengeluarkan travel warning kepada warganya setelah beberapa wisatawan telah diserang dan dilecehkan selama protes anti-Cina di Istanbul.

Pemerintah Cina dan Turki yang bertentangan atas perlakuan Cina pada etnis Uighur sebuah kelompok etnis mayoritas Muslim yang hidup di provinsi Xinjiang di bagian barat Cina.

Dalam sebuah pernyataan di situsnya, kedutaan Cina menghimbau warganya untuk mementingkan keselamatan mereka dengan menghindari pergi keluar sendirian. Hal itu juga termasuk agar warganya tidak mendekati atau memotret demonstran.

Pada akhir pekan lalu telah terjadi serangkaian protes anti-Cina di Istanbul untuk mendukung muslim Uighur. Ketika itu beberapa demonstran terlihat membakar bendera Cina. Seperti yang dilansir ccn.com, sebuah insiden disiarkan televisi Turki memperlihatkan polisi bertindak untuk menghentikan para demonstran.

Para demonstran tampak mengejar salah satu turis Asia Timur yakni seorang wanita muda yang dibawa pergi dari perdebatan dalam bahasa Inggris dengan para demonstran. "Saya bukan Cina! Saya Korea!," kata wanita itu.

Koran Turki memberitakan bahwa para demonstran anti-Cina memecahkan jendela restoran "Happy China"  di Istanbul. Pekan lalu negara Turki te;ah mengirim nota diplomatik ke Cina. Turki menyatakan keprihatinan dan duka atas laporan bahwa pihak berwenang di Xinjiang telah mencegah etnis Uighur dari puasa selama bulan suci Ramadhan.

Beijing jutru membantah larangan menjalankan ibadah Ramadhan yang dilakukan pada warga Muslim Uighur. Dalam sebuah pernyataan 2 Juli di situs kedutaan Cina di Turki itu mengatakan: "Perasaan religius, kebutuhan dan kebiasaan warga Muslim 'sepenuhnya dipahami, dihormati dan dilindungi."

Tapi petunjuk diposting di situs-situs sejumlah pemerintah kota dan sekolah di Xinjiang menunjukkan bahwa pada tingkat lokal, ada kebijakan yang bertujuan untuk mencegah siswa, pegawai negeri dan anggota Partai Komunis dari mengamati tradisi Ramadan.

Misalnya, Food and Drug Administration untuk Xinjiang Jinghe County memerintahkan karyawan untuk menandatangani pernyataan yang mencakup janji untuk mematuhi disiplin politik. Pernyataan tegas itu untuk memastikan bahwa keluarga yang memiliki anggota dan siswa  (Komunis) Partai tidak akan berpartisipasi dalam bentuk kegiatan keagamaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement