Kamis 09 Jul 2015 22:04 WIB

Kepolisian Australia Curigai Dua Pilot Indonesia Diradikalisasi ISIS

Red:
Tommy Abu Alfatih (kiri) dan Ridwan Agustin (kanan), diidentifikasi oleh AFP kemungkinan terkait dengan kelompok Militan ISIS.
Foto: ABC licensed
Tommy Abu Alfatih (kiri) dan Ridwan Agustin (kanan), diidentifikasi oleh AFP kemungkinan terkait dengan kelompok Militan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dua orang pilot Indonesia yakni Ridwan Agustin dan Tommy Abu Alfatih kini menjadi sorotan pihak Australia. Hal ini terjadi menyusul adanya laporan Kepolisian Federal Australia (Australian Federal Police, AFP) yang bocor ke media jika kedua pilot itu kemungkinan telah diradikalisasi oleh kelompok teroris ISIS.

Kedua pilot itu, menurut laporan AFP yang berjudul "Identifikasi Daftar Pilot Indonesia yang Berpandangan Ekstrim", patut dicurgai sebagai ancaman serius.

Laporan AFP yang disusun bulan Maret 2015 itu bocor dan dimuat di website Amerika Serikat bernama The Intercept. Website itu menyatakan laporan AFP ini telah dibagi di kalangan penegak hukum di Turki, Yordania, Inggris, dan AS sendiri.

"Pada 16 Maret 2015, AFP menerima informasi bahwa dua orang pilot Indonesia, yang kemungkinan bekerja di AirAsia and PremiAir, telah memposting di laman Facebook mereka pernyataan dukungan bagi ISIS," demikian laporan AFP seperti dikutip The Intercept.

Disebutkan bahwa pilot bernama Tommy pernah ke Australia tahun lalu selain mengunjungi berbagai negara tujuan lainnya.

"Berdasarkan atas analisa isi akun Facebook mereka, dipercaya bahwa kedua orang ini telah dipengaruhi elemen-elemen radikal - paling tidak secara online - dan akibatnya, mungkin menimbulkan ancaman bagi keamanan," kata The Intercept mengutip apa yang mereka sebut laporan AFP.

Ditambahkan, "Kedua pilot tampaknya dipengaruhi elemen ISIS termasuk propaganda online oleh unsur radikal Indonesia dan oleh milisi ISIS asal Indonesia yang ada di Suriah atau Irak".

Hingga Kamis (9/7) siang waktu Melbourne, pihak AFP menolak memberi penjelasan mengenai benar-tidaknya laporan tersebut.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement