Jumat 10 Jul 2015 21:29 WIB

Unjuk Rasa di Turki Menentang Deportasi Muslim Uighur

Rep: C38/ Red: Winda Destiana Putri
Muslimah Uighur yang selalu ditindas pemerintah Cina.
Foto: nypost.com
Muslimah Uighur yang selalu ditindas pemerintah Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Konsulat Thailand di Istanbul, Turki menghadapi unjuk rasa besar-besaran akibat keputusan mereka mendeportasi Muslim Uighur ke Cina. Unjuk rasa tersebut dilakukan Kamis (9/7), kemarin.

Rekaman video yang diposting di Youtube memerlihatkan beberapa demonstran melambaikan bendera biru Turkistan Timur, nama yang banyak digunakan Muslim Uighur untuk menyebut tanah air mereka di Xinjiang.

Dilansir dari The Sidney Morning Herald, Jumat (10/7), sejumlah demonstran lain tampak memecahkan jendela dengan batu bata dan balok kayu. Mereka menyerang masuk ke dalam kantor dan melemparkan file ke jalan.

Demonstrasi itu dilakukan setelah pemerintah Thailand memutuskan untuk mendeportasi seratus Muslim Uighur ke negara asal mereka. Dunia internasional turut mengecam langkah tersebut. Mereka mengkhawatirkan keselamatan Muslim Uighur di bawah tekanan pemerintah Cina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hua Chunying, mengatakan, Cina akan menangani kembali Muslim Uighur sesuai hukum. Ia juga menegaskan, Beijing telah mencapai konsensus dengan negara lain untuk menindak perdagangan manusia (human trafficking).

Sebelumnya, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar konsulat Cina di Istanbul pada hari Minggu untuk mengecam perlakuan Cina terhadap minoritas Muslim Uighur.

Selain itu, selama akhir pekan kemarin, sekelompok wisatawan Korea Selatan diserang di Istanbul lantaran dikira berasal dari Cina. Kementerian Luar Negeri Cina kemudian mengeluarkan peringatan wisata ke Turki bagi warga negaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement