Sabtu 11 Jul 2015 09:11 WIB

Thailand Tutup Kedutaan dan Konsulat di Turki

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Muslim Uighur di Cina
Foto: EPA/How Hwee Young
Muslim Uighur di Cina

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Thailand menutup Kedutaan besarnya di Ankara, Turki menyusul protes warga karena Thailand telah mendeportasi lebih dari 100 Uighur ke Cina, Jumat (10/7).

Konsulat Thailand di Istanbul juga ditutup sementara pasca diserang oleh pendukung Uighur pada Kamis lalu. Juru bicara pemerintah Thailand, Werachon Sukhondhapatipak mengatakan bahwa pemerintah telah memerintahkan penutupan pada Jumat.

"Kami akan menilai situasi setiap harinya," kata dia, dikutip BBC.

Pendeportasian Uighur telah meningkatkan ketegangan di Turki. Etnis ini dipercaya berasal dari negara tersebut karena menggunakan bahasa yang sama. Kelompok HAM mengkritisi pendeportasian ini.

Uighur menghadapi penyiksaan di Cina. Pemerintah Cina telah mengeluarkan larangan berpuasa dan beribadah pada mereka. Cina menyangkal tuduhan penyiksaan namun menyebut mereka adalah migran ilegal.

Protes juga terjadi di luar kedutaan Cina hingga berujung bentrok. Bendera negeri tirai bambu tersebut dibakar dan polisi terpaksa menembakan gas air mata pada pengunjuk rasa.

Beberapa laporan mengatakan warga Cina diserang di Turki hingga pemerintah merencanakan larangan perjalanan. Cina mengonfirmasi bahwa etnis minoritas itu telah kembali dalam beberapa hari terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement