Senin 13 Jul 2015 16:23 WIB

Gunung Berapi Purba Ditemukan di Lepas Pantai Sydney

Red:
Jajaran gunung berapi bawah laut di lepas pantai Sydney.
Foto: istimewa
Jajaran gunung berapi bawah laut di lepas pantai Sydney.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Jajaran gunung berapi yang diperkirakan berusia 50 juta tahun dan sudah tidak aktif lagi ditemukan di lepas pantai Sydney. Posisinya 240 km dari garis pantai pada kedalaman 4,9 km di bawah permukaan.

Penemuan ini terjadi secara kebetulan saat kapal peneliti The Investigator milik lembaga penelitian Australia, CSIRO, sedang melakukan penelitian terkait lobster.

Pakar biologi kelautan Professor Iain Suthers yang memimpin penelitian menyatakan temuan ini sangat mengejutkan. "Perjalanan kapal peneliti ini bukan hanya berhasil mengidentifikasi perputaran arus di perairan sekitar Sydney merupakan tempat persemaian bibit lobster, namun kami juga menemukan gunung berapi bawah laut," katanya baru-baru ini.

Temuan itu menunjukkan empat kawah gunung berapi yang berupa kaldera, yang terbentuk sesudah letusan. 

Jajaran pegunungan ini memiliki panjang 20 km dan lebar 6 km. Kawah yang terbesar berdiameter 1,5 km dengan ketinggian 700 meter dari dasar laut.

Meskipun gunung tersebut sudah tidak aktif, namun menurut Professor Richard Arculus dari Australian National University, tipe gunung ini penting bagi penelitian ilmu bumi karena menjadi semacam jendela menuju dasar laut.

"Keberadaannya bisa menjelaskan bagaimana Selandia Baru dan Australia terpisah antara 40 - 80 juta tahun lalu," jelas Professor Arculus.

Keberadaan gunung bawah laut itu tidak pernah terdeteksi selama ini, sebab kapal The Investigator merupakan yang pertama di Australia dengan kemampuan melakukan foto sonar untuk laut dalam.

"Kemampuan kapal peneliti lainnya hanya menjangkau 3 km foto sonar bawah laut," kata Professor Arculus.

"Sementara The Investigator memiliki kemampuan memetakan dasar laut pada kedalaman tak terbatas," tambahnya.

Kapal peneliti ini membawa 28 ilmuan dari berbagai perguruan tinggi di Australia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement