Selasa 14 Jul 2015 13:41 WIB

Australia Kecewa Indonesia Kurangi Impor Sapi

Red:
Sapi Australia yang siap dijual.
Foto: abc news
Sapi Australia yang siap dijual.

Pemerintah Australia menyatakan kekecewaannya atas kabar bahwa pemerintah Indonesia akan melakukan pengurangan kuota impor sapi Australia untuk kuartal ketiga Juli-September 2015. 

Sebelumnya, kalangan industri ternak sapi di Australia Utara mengatakan telah mendapat informasi bahwa pemerintah Indonesia akan menerbitkan izin impor hanya untuk 50 ribu ekor sapi Australia untuk kuartal ketiga 2015.

Meskipun secara resmi izin impor tersebut belum diterbitkan, namun kabar ini telah beredar di kalangan eksportir sapi di Australia sejak Jumat (10/7) pekan lalu.

Sebagai perbandingan, pada kuartal kedua April-Juni 2015, Indonesia mengizinkan impor 250 ribu ekor sapi Australia. Sedangkan pada kuartal pertama 2015 angkanya 75 ribu ekor.

Juru bicara Menteri Pertanian Australia Barnaby Joyce menanggapi kabar tersebut dengan menyatakan bahwa pemerintah Australia menghormati keputusan Indonesia, namun tetap merasa kecewa jika hal itu benar.

Sementara itu CEO Asosiasi Eksportir Ternak Australia (ALEC) Alison Penfold mengatakan kabar tersebut sangat mengejutkan kalangan industri. "Jumlahnya jauh di bawah harapan kami dan juga harapan kalangan importir di Indonesia sendiri," ujarnya baru-baru ini.

Alison Penfold mengatakan pihaknya yakin bahwa pengurangan ini tidak ada kaitannya dengan isu lain, misalnya kebijakan pemerintah Australia yang mencegat dan memulangkan perahu pencari suaka kembali ke perairan Indonesia.

"Hal ini semata-mata berkaitan dengan masalah produksi sapi di Indonesia. Jadi isunya adalah masalah pasokan sapi," katanya.

Menurut Alison, hubungan perdagangan ternak antara kedua negara telah berlangsung selama 30 tahun. "Kita telah melewati jatuh-bangun dalam hubungan perdagangan ini," katanya.

Namun juru bicara Oposisi urusan Pertanian Joel Fitzgibbon mengatakan pihaknya menduga kondisi hubungan kedua negara telah menjadi faktor yang mempengaruhi pengurangan impor sapi ini.

"Tentu saja cara pemerintahan Abbott menjalin hubungan dengan Indonesia dan memburuknya hubungan kedua negara, sama sekali tidak akan membantu," kata Fitzgibbon.

Sementara itu CEO Asosiasi Eksportir Ternak Northern Territory (NTLEA) Stuart Kemp juga menyatakan kekecewaannya atas pengurangan itu.

"Ini akan berdampak pada Pelabuhan Darwin. Untuk kuartal ketiga rata-rata di tahun-tahun sebelumnya jumlah sapi yang diangkut di atas 100 ribu ekor," katanya.

"Dengan jumlah yang jauh di bawah angka iyu, tentu saja kami sangat kecewa," kata Kemp.

Dia menjelaskan, pengurangan itu akan sangat terasa apalagi jika dibandingkan dengan jumlah ekpsor tahun lalu.

Sepanjang 2014, menurut catatan ABC, Indonesia mengimpor sekitar 750 ribu ekor sapi Australia. Jika jumlah kuota kuartal ketiga 2015 ini hanya 50 ribu ekor, berarti sejauh ini Indonesia hanya mengimpor sekitar 375 ribu ekor.

Sistem kuota dalam impor sapi di Indonesia sebenarnya telah menjadi perhatian pihak industri baik di Australia maupun di Indonesia.

"Di level nasional Asosiasi Eksportir Ternak Australia telah mendorong sistem kuota tahunan untuk menggantikan kuota perkuartal, sehingga akan lebih memudahkan distribusi ternak secara lebih merata," kata Kemp.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement