Ahad 19 Jul 2015 08:43 WIB

Bom Meledak di Irak, 97 Orang Tewas

Bom mobil di Kota Khalis, Irak.
Foto: Livenewspak.com
Bom mobil di Kota Khalis, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Sebanyak 97 orang tewas dan 133 orang lagi cedera dalam ledakan besar bom truk di satu pasar padat pengunjung di Provinsi Diyala, Irak Timur, Jumat (17/7), kata satu sumber provinsi kepada Xinhua.

Serangan berdarah itu terjadi ketika satu truk yang berisi empat-lima peledak yang meledak saat ratusan orang memenuhi pasar terkenal di Kota Kecil Khan Bani Saad, tepat di selatan Ibu Kota Provinsi tersebut, Baquba --yang terletak sekitar 65 kilometer di sebelah timur-laut Ibu Kota Irak, Baghdad, kata sumber itu.

Ledakan kuat tersebut menewaskan 97 orang dan melukai 133 orang lagi serta membuat 23 orang hilang, sementara 35 toko rata dengan tanah dan 40 kios lagi rusak parah, kata sumber itu.

Ledakan tersebut juga membuat sebanyak 45 kendaraan warga sipil terbakar dan puluhan lagi rusak, kata sumber tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua, Ahad pagi. Ia menambahkan banyak mayat korban terbakar atau terpotong akibat ledakan itu.

Pemerintah provinsi melancarkan penyelidikan mengenai peristiwa tersebut untuk mengidentifikasi siapa yang berada di belakang ledakan itu dan bagaimana truk tersebut bisa memasuki areal pasar yang dijaga.

Penyelidikan juga dilakukan mengenai laporan yang mengatakan ledakan kuat itu dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri, yang memiliki gaya kelompok garis keras Negara Islam (IS) --yang menguasai banyak wilayah di Irak.

Pemerintah mengumumkan tiga hari masa berkabung dan memerintahkan semua taman serta tempat hiburan agar tutup selama sisa liburan Idul Fitri. Sementara itu langkah pengamanan ditingkatkan di seluruh provinsi tersebut guna mencegah seranga lebih lanjut.

Sebelumnya sumber itu menyebutkan jumlah korban tewas 40 dan cedera lebih dari 30 akibat ledakan kuat bom truk.

Provinsi Diyala, yang membentang dari ujung timur Baghdad ke perbatasan Iran, telah lama menjadi kubu kelompok garis keras Al-Qaida dan ajang aksi perlawanan serta bentrokan sektarian sejak serbuan pimpinan AS pada 2003.

Kondisi keamanan di Irak telah memburuk secara drastis sejak Juni 2014, ketika bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan dan gerilyawan ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement